Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
Keberhasilan Tawian sebagian telah dikaitkan dengan upaya pencegahan sejak dini.
Otoritas Taiwan memeriksa penumpang dalam penerbangan dari Wuhan, kota di China tempat pandemi dimulai, pada 31 Desember untuk gejala demam dan pneumonia, menurut para peneliti yang menulis di JAMA, sebuah jurnal medis.
Pada 20 Januari, Pemerintah Taiwan secara resmi memprakarsai Pusat Komando Epidemi Pusat untuk mengoordinasikan tanggapan pemerintah antara departemen dan cabang yang berbeda.
Pemerintah Taiwan juga mengomunikasikan secara efektif tentang pentingnya memakai masker, sambil mencoba mencegah panic buying dan harga meroket dengan menjatahnya.
Baca Juga: Siap ambil tindakan tegas, China tolak keras penjualan senjata AS ke Taiwan
Taiwan juga dengan cepat memperketat perbatasannya, menangguhkan penerbangan dari Wuhan pada 23 Januari, dan melarang masuk warga negara China yang tinggal di Wuhan.
Taiwan menerapkan karantina 14 hari yang ketat untuk semua kedatangan, baik warga Taiwan maupun asing.
Para profesional dengan keahlian teknis memimpin tanggapan dan sosialisasi, seperti mantan Wakil Presiden Taiwan Chen Chien-jen, yang merupakan ahli epidemiologi.