kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Klaim pengangguran AS secara mingguan turun, tapi muncul PHK akibat efek virus corona


Jumat, 13 Maret 2020 / 05:45 WIB
Klaim pengangguran AS secara mingguan turun, tapi muncul PHK akibat efek virus corona


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Jumlah orang Amerika Serikat yang mengajukan tunjangan pengangguran secara tak terduga turun pekan lalu karena pengusaha terus menjaga para pekerjanya, tetapi pandemi virus corona diperkirakan akan mengarah pada peningkatan PHK karena perusahaan memerangi gangguan rantai pasokan dan permintaan beberapa barang dan jasa melorot.

Mengutip Reuters, Jumat (13/3), beberapa bisnis sudah memangkas pekerjaan dan permintaan melemah, setidaknya di tingkat pabrik. Laporan lain yang dirilis Kamis (12/3) menunjukkan perusahaan mengumumkan lebih dari 600 PHK hingga 12 Maret terkait wabah corona, sementara harga produsen turun paling dalam selama lima tahun pada Februari karena harga produk dan layanan energi seperti akomodasi hotel, pengiriman dan perjalanan udara turun.

Baca Juga: Powell: Tak ada alasan kenaikan upah dan lapangan kerja di AS tidak berlanjut

Pasar keuangan mengharapkan Federal Reserve akan agresif memangkas suku bunganya pada pertemuan pekan depan untuk melawan pelemahan akibat virus corona, yang dikhawatirkan investor sebagai katalis yang akan menggagalkan ekspansi ekonomi terpanjang di AS.

"Hanya masalah waktu sebelum kejatuhan dari virus corona mulai muncul dalam peningkatan aktivitas PHK,'kata Nancy Vanden Houten, pimpinan ekonom AS di Oxford Economics New York seperti dikutip Reuters.

Data Departemen Tenaga Kerja menunjukkan, klaim awal tunjangan pengangguran negara turun 4.000 ke 211.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 7 Maret. Klaim pengangguran adalah indikator pasar tenaga kerja yang paling tepat waktu, dan klaim ini sudah turun selama dua pekan berturut-turut.

Sementara itu, laporan dari Departemen Tenaga Kerja juga menunjukkan indeks harga produsen untuk permintaan akhir turun 0,6% bulan lalu, penurunan terbesar sejak Januari 2015, setelah melonjak 0,5% pada Januari. Dalam 12 bulan hingga Februari, PPI meningkat 1,3% setelah naik 2,1% pada Januari.

Pada Februari, harga grosir bensin anjlok 6,5% setelah turun 1,5% pada Januari. Bensin menyumbang hampir sepertiga dari penurunan biaya barang yang turun 0,9% pada bulan lalu.

Penurunan barang adalah yang terbesar sejak September 2015, setelah kenaikan 0,1% pada Januari. Harga makanan grosir turun 1,6%.

Biaya layanan turun 0,3% pada Februari setelah rebound 0,7% pada Januari. Penurunan ini dipicu oleh turunnya biaya tiket pesawat, transportasi udara, barang dan akomodasi hotel yang mencatat penurunan terbesar sejak April 2009.

Baca Juga: The Fed diramal akan pertahankan suku bunga

Tetapi biaya layanan kesehatan naik 0,2% bulan lalu setelah naik 0,6% pada Januari. Biaya manajemen portofolio meningkat 0,3% setelah mempercepat 2,3% pada Januari. Namun, bisa menerima pukulan dari aksi jual tajam yang sedang berlangsung di Wall Street. 

Biaya perawatan kesehatan dan manajemen portofolio tersebut dimasukkan ke dalam ukuran inflasi yang disukai Fed, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti (PCE).

"Ada tanda-tanda awal dalam PPI bahwa virus corona akan membebani berbagai harga konsumen secara signifikan dalam beberapa bulan mendatang," kata Veronica Clark, seorang ekonom di Citigroup di New York.




TERBARU

[X]
×