kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.911.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.226   -37,00   -0,23%
  • IDX 6.878   -3,19   -0,05%
  • KOMPAS100 1.002   -0,07   -0,01%
  • LQ45 766   -0,64   -0,08%
  • ISSI 227   0,63   0,28%
  • IDX30 394   -0,39   -0,10%
  • IDXHIDIV20 456   -1,33   -0,29%
  • IDX80 112   0,04   0,04%
  • IDXV30 114   0,89   0,79%
  • IDXQ30 128   -0,45   -0,35%

Penjualan Sandal Kolhapuri India Meroket Sepekan Terakhir Dipicu Skandal Prada


Kamis, 03 Juli 2025 / 10:12 WIB
Penjualan Sandal Kolhapuri India Meroket Sepekan Terakhir Dipicu Skandal Prada
ILUSTRASI. Sandal 'Kolhapuri', alas kaki etnik India, dipajang di sebuah toko di New Delhi, India, 1 Juli 2025. Penjualan sandal Kolhapuri meroket dalam sepekan terakhir setelah merek mode mewah asal Italia, Prada, memicu kontroversi dengan menampilkan desain sandal serupa dalam sebuah peragaan busana di Milan tanpa mencantumkan asal-usul budaya sandal tersebut. REUTERS/Bhawika Chhabra


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - MUMBAI/MILAN.  Penjual alas kaki dan pengrajin lokal India kini memanfaatkan gelombang kebanggaan nasional yang dipicu oleh “skandal sandal” Prada, untuk meningkatkan penjualan sandal etnik tradisional Kolhapuri yang memiliki sejarah sejak abad ke-12.

Momen ini memberikan harapan baru bagi upaya pelestarian kerajinan yang selama ini terpinggirkan.

Penjualan sandal Kolhapuri meroket dalam sepekan terakhir setelah merek mode mewah asal Italia, Prada, memicu kontroversi dengan menampilkan desain sandal serupa dalam sebuah peragaan busana di Milan tanpa mencantumkan asal-usul budaya sandal tersebut.

Baca Juga: Skandal Fesyen yang Melibatkan Prada Picu Lonjakan Penjualan Sandal Tradisional India

Setelah foto-foto dari peragaan busana itu viral dan menuai kecaman dari para pengrajin India, Prada akhirnya mengakui bahwa desain alas kaki terbukanya itu terinspirasi dari gaya kuno India.

Sandal Kolhapuri sendiri dinamai dari sebuah kota bersejarah di negara bagian Maharashtra.

“Prada 0: Kolhapur 1,” tulis akun Instagram Shopkop. Pendiri e-commerce tersebut, Rahul Parasu Kamble, adalah sosok di balik surat terbuka kepada Prada yang menekankan bahwa sandal tersebut “sar penuh dengan tradisi”.

Surat itu telah dibagikan ulang lebih dari 36.000 kali di media sosial.

“Saya melihat kontroversi ini sebagai peluang untuk mempromosikan Kolhapuri,” ujar Kamble (33 tahun), yang mencatat penjualan sandal dari pengrajin lokal senilai 50.000 rupee (sekitar Rp9,5 juta) hanya dalam tiga hari, lima kali lipat dari rata-rata biasanya.

Baca Juga: Prada Mengakuisisi Versace, Ciptakan Pusat Mode Italia

Media sosial di India dipenuhi kritik tajam dan meme sindiran. Politikus, pengrajin, hingga asosiasi perdagangan mendesak agar warisan budaya India mendapatkan pengakuan yang layak.

Dalam pernyataan kepada Reuters, Prada mengatakan akan mengatur pertemuan lanjutan dengan para pengrajin India dan jika sandal ini dikomersialkan, perusahaan akan bekerja sama dengan produsen lokal untuk memproduksinya di India.

Promosi Gencar, Diskon Besar

Pasar barang mewah India memang kecil, namun tumbuh cepat, dengan kalangan kaya membeli mobil Lamborghini hingga jam tangan mahal.

Prada sendiri tidak memiliki toko resmi di India, dan produk-produknya biasanya hanya dijangkau oleh segmen super kaya sandal kulit pria Prada dijual mulai dari US$844. Sebagai perbandingan, sandal Kolhapuri bisa dibeli mulai dari US$12 saja.

Namun, keterkaitan nama Prada dengan sandal Kolhapuri yang dibuat oleh sekitar 7.000 pengrajin, justru menciptakan peluang bisnis bagi sejumlah pihak.

Baca Juga: Prada Mengaku Masih Hati-Hati Untuk Kembali Akuisisi Merek Mewah

Misalnya, Ira Soles, merek lokal asal Mumbai, langsung meluncurkan iklan di Facebook dan Instagram dengan tagline, “Tan Handcrafted Kolhapuris seharga US$32 kami baru saja berjalan di panggung Prada... Stok terbatas. Sorotan global. Miliki bagian dari warisan dunia.”

Sementara itu, situs e-commerce Niira menawarkan diskon hingga 50% untuk sandal Kolhapuri yang “berakar pada tradisi”.

Penjualan model seharga US$18 yang mirip dengan versi Prada melonjak tiga kali lipat, kata pendirinya Nishant Raut.

“Kenapa merek Kolhapuri India tidak bisa sebesar Birkenstock?” ujarnya.

Sandal Kolhapuri buatan tangan ini biasanya dipasangkan dengan pakaian tradisional India, dan tersedia pula di gerai besar seperti Bata India, Metro Brands, Amazon, dan Flipkart milik Walmart.

Pemerintah India sempat menyatakan pada 2021 bahwa ekspor sandal Kolhapuri berpotensi mencapai US$1 miliar per tahun.

Namun, para pengrajin mengatakan bahwa industri ini melemah karena konsumen makin memilih alas kaki modern dan trendi.

Baca Juga: 5 Ciri-Ciri Tas Prada Asli, Ada Logo Khas yang Sulit Ditiru

Harapan Baru bagi Kerajinan Lama

Meski begitu, kontroversi Prada tampaknya memberi napas baru bagi kerajinan yang disebut Lalit Gandhi, Ketua Kamar Dagang Industri Maharashtra, sebagai “seni yang nyaris punah”. Ia mengaku tengah berdiskusi dengan Prada untuk mengembangkan koleksi sandal edisi terbatas dengan merek bersama.

Salah satu pengrajin Kolhapur, Ashok Doiphode (50 tahun), berharap sorotan dari Prada bisa mengubah nasibnya.

Ia menjahit sandal selama sembilan jam setiap hari, namun hanya bisa menjual satu pasang seharga 400 rupee (sekitar Rp76.000).

“Kalau perusahaan besar seperti Prada ikut masuk, pengrajin seperti saya bisa dapat harga yang layak,” katanya.

Selanjutnya: Bertemu Pangeran Arab, Prabowo Sepakat Bentuk Dewan Koordinasi Tertinggi

Menarik Dibaca: Promo World Pepper Rice Day Buy 1 Get 1 Juli 2025, Makan Berdua Cuma Rp 80.000-an




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×