Sumber: Arab News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - RIYADH. Melalui serangan udara, koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi berhasil menghancurkan gudang penyimpanan yang diduga berisi rudal balistik dan drone di ibu kota Yaman, Sanaa, pada Rabu (15/12) pagi waktu setempat.
Dilansir dari Arab News, serangan menargetkan dua gua yang menyimpan rudal balistik dan empat fasilitas pesawat tak berawak rahasia yang diduga merupakan milik Houthi.
Serangan Rabu pagi merupakan serangan lanjutan setelah pada Senin (13/12), koalisi juga berhasil menghancurkan rudal balistik yang diluncurkan oleh milisi Houthi dan menargetkan Khamis Mushayt, dekat Abha di Barat Daya Arab Saudi.
"Menghancurkan kemampuan dan menetralisir ancaman seperti ini membutuhkan untuk terus mencapai tujuan kami," ungkap koalisi Arab Saudi dalam pernyataan resminya yang dirilis kanal televisi Al-Ekhbariya.
Dalam pernyataan terpisah, Bahrain dan Kuwait menyebut serangan rudal itu sebagai bentuk pelanggaran yang jelas terhadap hukum humaniter internasional karena bertujuan untuk menyerang warga sipil dan bangunan milik sipil.
Baca Juga: Diduga berisi rudal balistik, koalisi Arab Saudi gempur 2 fasilitas militer di Yaman
Koalisi Arab telah meningkatkan operasi militernya terhadap kelompok Houthi di Yaman menyusul peningkatan intensitas serangan lintas perbatasan dalam beberapa hari terakhir yang ditujukan ke Arab Saudi.
Milisi Houthi yang merebut ibu kota Yaman pada tahun 2014 telah memerangi pemerintah yang diakui secara internasional. Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi menjadi pihak terdepan yang melakukan tekanan terhadap kelompok tersebut.
Bulan lalu, koalisi juga menargetkan dua situs militer yang kabarnya menyimpan rudal balistik. Sebelum serangan dilakukan, koalisi telah memperingatkan warga sipil di Sanaa untuk tidak mendekati atau berkumpul di sekitar lokasi yang ditargetkan, tepatnya di wilayah Dhahban.
Koalisi menuduh kelompok Houthi, yang didukung Iran, telah melakukan hal berbahaya dengan memanfaatkan warga sipil Yaman sebagai tameng manusia. Kehadiran warga sipil membuat koalisi Arab seringkali kesulitan melancarkan serangan.