Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - BERLIN. Upaya Kanselir Jerman Angela Merkel membentuk pemerintahan koalisi yang akan mengamankan periode keempat kepemimpinannya, terganjal pada Minggu (19/11). Calon kuat koalisi Merkel mundur dengan alasan perbedaan yang tidak bisa disatukan.
Partai Free Democrats tak diduga mundur dari pembicaraan koalisi dengan partai Konservatif dan The Greens. Partai yang pro bisnis ini mengatakan, ketiga pihak tidak menemukan kompromi pada masalah kunci seperti imigrasi dan lingkungan.
Merkel bisa membentuk pemerintahan minoritas dengan The Greens, atau bisa meminta pemilihan baru. "Hari ini tidak ada kemajuan, tapi kemundurkan karena kompromi yang ditargetkan gagal. Lebih baik tidak memimpin daripada memimpin dengan cara yang salah," kata Christian Lindner, Ketua FDP seperti dikutip Reuters.
Hasil pemilihan Jerman September lalu kurang menguntungkan bagi Merkel setelah pemimpin Jerman ini membuka pintu bagi lebih dari sejuta pencari suaka pada tahun 2015. Sebagian suara yang sebelumnya masuk ke partai konservatif akhirnya beralih ke partai sayap kanan Alternative for Germany.
Meski ada peluang pemilihan lagi, minat partai tampaknya sangat kecil. Kekhawatiran utama partai konservatif adalah bahwa Alternative for Germany akan memenangkan lebih banyak suara. September lalu, partai ini mengantongi hampir 13% suara.
Kondisi politik domestik akan memengaruhi Zona Euro, mengingat Jerman adalah negara dengan ekonomi terbesar. Selain Zona Euro, kepemimpinan Jerman akan mempengaruhi kebijakan Uni Eropa atas Rusia dan Turki.
Selama ini, Merkel menggunakan kekuatannya untuk menjembatani kompromi soal Yunani, serta menegakkan sanksi Uni Eropa atas Rusia karena mendukung separatis Ukraina timur.