Sumber: The Motley Fool | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Investor terkenal dan manajer dana lindung nilai asal Amerika Serikat (AS), Bill Ackman, disebut-sebut berpotensi menjadi Warren Buffett berikutnya.
Ambisinya untuk membangun sebuah konglomerat investasi modern diwujudkan melalui Howard Hughes Holdings, perusahaan yang baru-baru ini menjadi fokus investasinya.
Pada bulan Maret, dana lindung nilai milik Ackman, Pershing Square Capital, telah menginvestasikan sebesar US$ 1,4 miliar ke dalam saham Howard Hughes.
Baca Juga: Bill Ackman Rugi Besar! Kehilangan Kesempatan Raup Rp25 Triliun dari Saham Netflix
Tak lama berselang, ia menambah investasi senilai US$ 900 juta pada Mei 2025. Ackman berniat menggunakan Howard Hughes sebagai sarana untuk membentuk versi modern dari Berkshire Hathaway dengan cara membeli saham pengendali di perusahaan-perusahaan unggulan.
Ackman memang bukan nama baru di dunia keuangan. Dana lindung nilainya berhasil mengungguli indeks S&P 500 hampir 30 poin persentase selama lima tahun terakhir.
Keberhasilan tersebut memperkuat keyakinan bahwa ia bisa meniru jejak Warren Buffett dalam membangun perusahaan investasi yang besar dan terdiversifikasi.
Saat ini, 33% dari total portofolio Pershing Square ditempatkan pada dua saham utama, yaitu Uber Technologies dan Alphabet, perusahaan induk Google. Rinciannya, 19% diinvestasikan di Uber dan 14% di Alphabet.
Baca Juga: Ungguli Pasar Selama 20 Tahun, Ini 5 Investasi Terbaik Miliarder Bill Ackman
Uber Technologies, yang menjadi penyumbang terbesar dalam portofolio Ackman, merupakan pemimpin di sektor mobilitas dan pengiriman makanan.
Uber mengoperasikan platform berbagi tumpangan terbesar di AS dan sembilan negara lainnya, serta layanan pengiriman makanan terbesar kedua di AS dan terbesar di delapan negara lain. Keunggulan skala ini memberikan keuntungan kompetitif yang signifikan bagi perusahaan.
“30% perjalanan pengiriman pertama berasal dari pengguna mobilitas, dan 22% perjalanan mobilitas pertama berasal dari pengguna pengiriman,” demikian data internal perusahaan.
Selain itu, Uber memanfaatkan data dalam skala besar untuk meningkatkan efisiensi layanan serta mengembangkan bisnis periklanan yang sedang tumbuh.
Perusahaan juga bersiap menghadapi masa depan dengan teknologi kendaraan otonom. Saat ini, Uber telah bermitra dengan WeRide untuk menghadirkan layanan robotaxi di Abu Dhabi dan Dubai, serta berencana ekspansi ke 15 kota baru dalam lima tahun mendatang.
Baca Juga: Triliuner Bill Ackman Ingatkan Kebijakan Tarif Trump Bisa Picu Kehancuran Ekonomi
Di Amerika Serikat, Uber juga menjalin kerja sama dengan Waymo di Phoenix, Austin, dan Atlanta.
Manajemen Uber memperkirakan EBITDA yang disesuaikan akan tumbuh sebesar 32% pada kuartal kedua dan mempertahankan pertumbuhan serupa hingga 2026. Dengan valuasi sekitar 16 kali laba, saham ini dinilai masih cukup menarik bagi investor jangka panjang.