Sumber: Newsweek | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - DONETSK. Seorang komandan Rusia yang memimpin pasukan di Donets mengusulkan penggunaan senjata nuklir untuk memenangkan perang melawan Ukraina.
Pernyataan tersebut muncul sembilan bulan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022 lalu.
Melansir Newsweek, Rabu (14/12), Alexander Khodakovsky, komandan milisi Donetsk Rusia, mengatakan otoritas militer Rusia menyadari sumber daya mereka memiliki batas dan menunjukkan mereka mungkin harus beralih ke senjata nuklir untuk mengalahkan Ukraina.
"Semua orang menyadari bahwa spiral eskalasi berikutnya hanya bisa menjadi tahap perang nuklir," kata Khodakovsky.
Baca Juga: Korea Selatan, AS, dan Jepang Perkuat Kolaborasi untuk Melawan Korea Utara
Rusia dapat mengerahkan senjata nuklir jika NATO melintasi "batas tertentu" dan menjadi "terlibat langsung" dalam konflik militer, kata Khodakovsky.
Sejauh ini, Barat membatasi keterlibatannya dalam perang untuk memasok dukungan kemanusiaan dan militer Ukraina, karena pengiriman pasukan kemungkinan akan menyebabkan eskalasi perang.
Dia mengakui bahwa Rusia tidak memiliki kemampuan untuk berperang melawan keseluruhan NATO dengan menggunakan senjata konvensional.
"Kami tidak memiliki kemampuan, kami adalah negara yang sekarang memerangi seluruh dunia Barat, dan kami tidak memiliki sumber daya untuk mengalahkan blok NATO dengan cara konvensional," katanya.
Baca Juga: Xi Jinping Bertemu dengan Para Pemimpin Timur Tengah
"Tapi kami memiliki senjata nuklir untuk itu. Kami membuatnya khusus untuk situasi seperti itu. Itulah mengapa hanya ada satu pilihan."
Terlepas dari pernyataan Khodakovsky, NATO belum mengindikasikan rencana apapun untuk memulai keterlibatan langsung dalam perang Ukraina.
Nuklir Rusia
Rusia telah memberikan sinyal beragam tentang potensi penggunaan senjata nuklir selama konflik. Pihak berwenang telah secara resmi menolak gagasan penggelaran senjata-senjata ini, tetapi televisi negara, yang berhubungan erat dengan Kremlin, telah mengejek Barat dengan kemungkinan serangan nuklir.
Pada bulan September, Putin mengeluarkan ancaman terhadap negara-negara yang dia yakini sedang mencoba untuk "memeras" dia dengan senjata nuklir mereka, sebuah pukulan yang jelas di negara-negara Barat, saat dia memerintahkan mobilisasi sebagian pasukan untuk meningkatkan perang.
Baik Rusia maupun Barat telah menunjukkan koleksi senjata nuklir masing-masing sebagai pencegah yang bertujuan mencegah serangan yang akan menyebabkan penderitaan yang meluas.
Baca Juga: Putin: Ancaman Perang Nuklir Meningkat, Tapi Kami Tidak Gila
"Mereka yang mencoba memeras kami dengan senjata nuklir harus tahu bahwa angin juga bisa berputar ke arah mereka," kata Putin.
Namun, pada bulan Oktober, Putin meremehkan kemungkinan penggunaan nuklir.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memperingatkan pekan lalu bahwa Putin sedang mengembangkan dan memodernisasi persenjataan nuklirnya.