kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Konflik Kepemilikan Chelsea: Boehly vs Clearlake Capital


Kamis, 12 September 2024 / 06:30 WIB
Konflik Kepemilikan Chelsea: Boehly vs Clearlake Capital
ILUSTRASI. Kepemilikan klub sepak bola Chelsea saat ini berada dalam situasi penuh ketegangan


Sumber: BBC | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepemilikan klub sepak bola Chelsea saat ini berada dalam situasi penuh ketegangan, di mana dua pihak utama di belakang kepemilikan klub tengah bersaing untuk saling mengakuisisi saham satu sama lain.

Situasi ini berpusat pada Todd Boehly, investor minoritas dengan pengaruh publik yang besar, dan Behdad Eghbali, sosok utama dari Clearlake Capital, pemegang saham mayoritas klub.

Todd Boehly: Investor dengan Peran Publik Besar

Todd Boehly sering kali dianggap sebagai pengambil keputusan utama dalam kepemilikan Chelsea, terutama karena peran publiknya yang menonjol saat Chelsea diakuisisi dari Roman Abramovich pada 2022. Boehly juga terkenal karena beberapa komentar publiknya yang kontroversial, seperti proposal pertandingan All-Star Premier League.

Meskipun tampil sebagai figur publik utama, Boehly sebenarnya hanya memiliki 12,8% saham di Chelsea, setara dengan rekan-rekannya seperti Mark Walter dan Hansjorg Wyss.

Hal ini membatasi kekuasaannya untuk memaksakan kebijakan yang diinginkannya. Menurut laporan Bloomberg, Boehly berkeinginan untuk membeli saham Clearlake Capital dan mengambil kendali penuh atas klub.

Baca Juga: Pemegang Saham Mayoritas Chelsea FC Berjanji Tak Akan Menjual Saham Lagi

Behdad Eghbali: Sosok Kunci di Clearlake Capital

Di sisi lain, Behdad Eghbali adalah figur utama di balik Clearlake Capital, perusahaan ekuitas swasta yang memegang 61,5% saham mayoritas di Chelsea. Bersama dengan co-founder Clearlake, Jose E. Feliciano, Eghbali memiliki pengaruh besar dalam operasional klub, termasuk dalam keputusan-keputusan finansial.

Eghbali dan Clearlake bersikeras untuk tidak menjual saham mereka, bahkan mereka justru ingin memperbesar kepemilikannya di Chelsea. Eghbali diyakini lebih sabar dalam menunggu kesempatan untuk memperkuat posisinya, sementara Boehly berharap konflik ini dapat diselesaikan dalam beberapa bulan mendatang.

Awal Mula Ketegangan

Konflik ini berakar dari akuisisi Chelsea yang dilakukan secara mendadak setelah Abramovich dipaksa menjual klub akibat sanksi yang diberikan oleh pemerintah Inggris terkait invasi Rusia ke Ukraina.

Pada awal masa kepemilikan, Chelsea di bawah Boehly terlihat sangat ambisius, dengan menggelontorkan dana besar untuk mendatangkan pemain-pemain seperti Raheem Sterling, Wesley Fofana, hingga Pierre-Emerick Aubameyang, dengan total pengeluaran mencapai £255 juta.

Namun, keputusan-keputusan besar seperti pemecatan Thomas Tuchel dan pengangkatan Graham Potter sebagai pelatih menggambarkan adanya ketegangan antara kedua kubu pemilik.

Boehly, yang pada awalnya memimpin dalam pengambilan keputusan, mulai mengurangi keterlibatannya setelah Clearlake Capital, di bawah kendali Eghbali, mulai mengambil alih peran yang lebih besar.

Baca Juga: Asosiasi Sepak Bola China Jatuhkan Hukuman 43 Orang atas Tuduhan Pengaturan Skor

Pembagian Kendali: Boehly vs Eghbali

Seiring berjalannya waktu, Eghbali menjadi semakin aktif dalam operasional sehari-hari klub, terutama dalam keputusan transfer pemain besar seperti Mykhailo Mudryk dan Enzo Fernandez, yang menghabiskan £320 juta pada jendela transfer Januari 2023.

Di sisi lain, Boehly semakin jarang terlibat dalam aktivitas sehari-hari klub setelah Chelsea mengakhiri musim 2022-2023 di posisi ke-12, posisi terburuk dalam sejarah Premier League klub ini.

Salah satu momen penting yang menggambarkan perbedaan visi antara kedua pemilik terjadi pada penunjukan Mauricio Pochettino sebagai manajer pada musim 2023-2024.

Meskipun keputusan tersebut diambil bersama oleh kedua belah pihak, ketegangan terus meningkat ketika Pochettino didepak dari posisinya pada Mei 2024, hanya beberapa bulan setelah Boehly mengungkapkan pentingnya "kesabaran" dalam proses pembangunan tim.

Visi Masa Depan Chelsea: Di Antara Dua Kepemilikan

Kepemilikan bersama antara Boehly dan Clearlake Capital telah menghasilkan banyak perubahan drastis di tubuh Chelsea. Sejak 2022, klub telah mengeluarkan lebih dari £1,5 miliar untuk belanja pemain dalam lima jendela transfer, dengan hampir semua pemain era Abramovich dijual atau dilepas.

Baca Juga: Manchester United Berencana Bangun Stadion Baru

Meski demikian, beberapa pihak internal klub mengkritik pendekatan ini karena dianggap terlalu tergesa-gesa dan tidak memberikan kestabilan yang cukup bagi tim.

Di sisi lain, di bawah kendali Eghbali, klub berusaha untuk menata ulang manajemen dan struktur rekrutmennya. Salah satu proyek besar yang sedang dalam perencanaan adalah renovasi Stamford Bridge, meskipun perkembangan proyek ini terhambat oleh konflik kepemilikan yang sedang berlangsung.

Saat ini, rencana untuk memperluas stadion berkapasitas 40.000 kursi tersebut direncanakan akan selesai pada 2030, namun target tersebut kini diragukan.

Pilihan Resolusi Konflik

Saat ini, ada beberapa skenario yang mungkin terjadi untuk menyelesaikan konflik kepemilikan di Chelsea, yaitu:

  1. Boehly membeli saham Clearlake Capital.
  2. Clearlake membeli saham Boehly.
  3. Kedua pihak terus bekerja sama dalam aliansi yang tidak nyaman.
  4. Keterlibatan pihak ketiga dalam proses pengambilan keputusan.

Namun, situasinya jauh lebih rumit daripada sekadar konflik antara dua pihak. Keduanya memiliki hak veto atas keputusan besar, termasuk penjualan saham ke pihak ketiga.

Meskipun Clearlake sebagai pemegang saham mayoritas tampaknya memiliki posisi yang lebih kuat, Boehly dapat mencoba untuk membuat tawaran spekulatif untuk membeli saham Clearlake guna menguji respons mereka.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×