Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
TOKYO. Tren konsolidasi industri otomotif di Jepang mulai menjamur. Yang terbaru, Toyota Motor Corp akan bermitra dengan Suzuki Motor Corp. Kerjasama dua produsen otomotif itu dalam bidang penelitan dan pengembangan teknologi untuk memproduksi mobil yang lebih aman dan ramah lingkungan.
Rencana kemitraan Suzuki dan Toyota sudah dibicarakan selama setahun terakhir. Kerjasama ini terlaksana setelah Chairman Suzuki, Osamu Suzuki mengakhiri kerjasama dengan Volkswagen AG. Bloomberg menulis, Suzuki dan Volkswagen gagal menghasilkan proyek apapun.
Kelak, kerjasama Toyota dan Suzuki ini akan membuat kendaraan berbahan bakar hidrogen yang berpotensi menghabiskan dana sekitar ¥ 1,07 triliun atau setara US$ 10,3 miliar. Dana tersebut digunakan untuk riset dan pengembangan.
Dana tersebut lebih besar tujuh kali lipat dari rencana yang dimiliki Suzuki. "Produsen mobil dengan ukuran kecil dan menengah kesulitan untuk bersaing dalam jangka menengah atau panjang. Tidak hanya dalam teknologi powertrain tapi juga teknologi mengemudi sendiri," ujar Yoshiaki Kawano, analis IHS Markit. Bagi dia, kerjasama ini bukan kerjasama singkat. Tapi kerjasama dengan masa depan lebih besar.
Kongsi ini kian menandai upaya konsolidasi industri otomotif Jepang. Belum lama ini, Toyota juga menjalin kongsi internal dengan anak usahanya, Daihatsu Motor Co, untuk mengembangkan mobil mini di kawasan Asia.
Pada tahun lalu, Toyota juga akan memperluas teknologi sharing mobil ramah lingkungan dengan Mazda Motor Corp. Produsen otomotif Jepang lain, Nissan Motor Co berencana membeli saham Mitsubishi Motor Corp pada tahun ini.
Sebelumnya, Toyota yang juga memiliki Hino Motors Ltd, sudah menjalin aliansi dengan Fuji Heavy Industries, produsen mobil Subaru. Toyota juga berkongsi dengan Isuzu Motors Ltd. "Kondisi industri otomotif telah berubah drastis, kami perlu merespon perubahan untuk bertahan hidup dengan menjalin kerjasama," kata Presiden Toyota Motor Corp, Akio Toyoda.