Reporter: Harris Hadinata | Editor: Harris Hadinata
FRANKFURT. Presiden European Central Bank (ECB) Mario Draghi rupanya benar-benar berusaha memegang janjinya untuk mengamankan mata uang euro dengan cara apapun. Salah satu strategi yang akan diterapkan oleh bank sentral Eropa ini adalah intervensi ke pasar obligasi.
Petinggi ECB menegaskan hal yang penting dilakukan saat ini adalah mengendalikan yield surat utang negara-negara kawasan euro. Draghi menegaskan yield obligasi tinggi yang dialami oleh beberapa negara pengguna euro merupakan masalah penting yang harus segera dibenahi.
Ia menegaskan yield yang tinggi tersebut dapat menghambat kebijakan moneter untuk bekerja secara efektif. Hal ini juga menimbulkan risiko pada mata uang euro. "Risiko premium yang bisa menimbulkan kekhawatiran menurunnya mata uang euro tidak bisa diterima, dan hal ini perlu ditangani dari sisi fundamental," tegas Draghi (2/8) di Frankfurt.
Draghi menegaskan, untuk menghilangkan risiko premium tersebut, pembuat kebijakan dari negara-negara di kawasan pengguna euro perlu mendorong adanya konsolidasi fiskal serta reformasi struktural. Selain itu, ECB memandang lembaga terkait di tingkat Eropa perlu terlibat aktif.
Untuk itu, Draghi meminta pemerintah negara-negara kawasan euro bersiap untuk menggunakan bantuan European Financial Stability Facility (EFSF) dan European Stability Mechanism (ESM) sewaktu-waktu di pasar obligasi. Namun Draghi juga meminta penggunaan bantuan dua lembaga ini harus dilakukan dalam koridor yang jelas dan persyaratan yang ketat.
Selain itu, Draghi menegaskan ECB berpeluang melakukan intervensi ke pasar obligasi dalam bentuk operasi pasar terbuka langsung. "Dalam konteks ini, kekhawatiran investor swasta terhadap posisi dalam kepemilikan obligasi akan dibahas," cetus Draghi.
Draghi juga menegaskan ECB berpeluang menerapkan langkah-langkah kebijakan moneter yang tidak standar untuk menjamin penerapan kebijakan moneter yang ada bisa terlaksana. "Dalam beberapa minggu ke depan, kami akan merancang acuan langkah-langkah yang sesuai untuk menerapkan kebijakan tersebut," sebut Draghi.
Salah satunya, ada kemungkinan ECB akan kembali menerapkan program pembelian obligasi melalui Securities Market Program (SMP). Di samping itu, ECB juga kemungkinan akan melakukan intervensi lain pada pasar obligasi.
Dalam konteks ini, ECB akan fokus pada obligasi bertenor pendek. Draghi juga menekankan kebijakan ini berbeda dengan program pembelian obligasi pemerintah yang dilakukan ECB melalui SMP.
ECB nantinya akan fokus pada yield obligasi bertenor satu tahun dan yang lebih pendek. "Fokus pada yield jangka pendek merupakan operasi moneter klasik," sebut Draghi. Petinggi bank sentral Eropa ini menilai sulit untuk mempengaruhi yield jangka panjang. Namun, dengan fokus pada yield obligasi jangka pendek, hal ini akan memberi tekanan pada yield obligasi jangka panjang.
Sekadar mengingatkan, yield obligasi sejumlah negara pengguna euro sempat melesat tinggi. Yield obligasi bertenor 10 tahun di Italia dan Spanyol bahkan sempat menembus angka 7%. Hal ini membuat beban bunga utang kedua negara tersebut semakin berat.
Untungnya, janji Draghi pekan lalu untuk melakukan langkah apapun demi mengamankan mata uang euro berhasil membuat pasar melunak. Pada lelang obligasi 31 Juli lalu, yield obligasi Italia bertenor 10 tahun hanya dipatok 5,96%. Sementara dalam lelang hari ini, yield obligasi Spanyol bertenor 10 tahun dipatok sebesar 6,647%.