Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - KASHIMAJI. Jumlah korban tewas akibat gempa besar yang melanda Jepang pada Senin (1/1) bertambah menjadi 62 orang pada Rabu (3/1). Pihak berwenang terus memberikan bantuan kepada korban yang menghadapi suhu dingin dan perkiraan hujan lebat.
Mengutip Reuters, Rabu (3/1), gempa berkekuatan awal skala Richter melanda semenanjung Noto pada Senin sore, meratakan rumah-rumah dan memutus akses ke daerah-daerah terpencil dari bantuan yang sangat dibutuhkan.
Hujan lebat diperkirakan akan turun di daerah yang dilanda gempa pada hari Rabu, yang meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya tanah longsor, kata pihak berwenang, yang selanjutnya dapat menghambat upaya untuk mengevakuasi lebih banyak orang yang terjebak di bawah reruntuhan.
Baca Juga: Korban Gempa di Jepang Capai 30 Orang, Tim Penyelamat Terus Mencari Korban Selamat
Jalan yang rusak, infrastruktur yang rusak, dan lokasi terpencil di daerah yang terkena dampak paling parah telah mempersulit upaya penyelamatan, dan tingkat kerusakan serta korban jiwa masih belum jelas dua hari setelah gempa.
Di Suzu, sebuah kota berpenduduk 5.000 rumah tangga di dekat pusat gempa, pihak berwenang tidak mampu menanggapi 72 permintaan bantuan, menurut walikota kota Masuhiro Izumiya.
Pihak berwenang mengkonfirmasi 62 kematian sejauh ini, naik dari 55 kematian pada Selasa malam, menjadikan gempa bumi tersebut sebagai yang paling mematikan di Jepang setidaknya sejak tahun 2016.
"Sudah lebih dari 40 jam sejak gempa pertama terjadi. Ini adalah pertarungan melawan waktu, dan saya yakin sekarang adalah momen krusial dalam pertarungan tersebut," kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada konferensi pers yang diadakan setelah pertemuan tanggap bencana pada hari Rabu.
Pemerintah membuka jalur laut untuk mengirimkan bantuan dan beberapa truk yang lebih besar kini dapat mencapai beberapa daerah yang terkena dampak paling parah, kata Kishida.
Mitsuru Kida, 74, seorang penyintas gempa yang tinggal di kota Wajima yang terkena dampak paling parah, khawatir akan memakan waktu lama untuk bisa kembali ke kehidupan normal.
Baca Juga: Gempa Jepang Menewaskan Empat Orang, 97.000 orang Dievakuasi
“Kondisi jalan sangat buruk. Ini pertama kalinya jalan rusak parah,” katanya di sebuah bangunan masyarakat yang telah diubah menjadi pusat evakuasi sementara.
“Saya mendapat kesan bahwa saat ini sebagian besar orang belum mendapatkan kembali energi untuk berdiri lagi,” tambahnya.
Gempa yang lebih kecil terus melanda semenanjung tersebut. Petugas pemadam kebakaran yang mencari korban selamat di reruntuhan bangunan yang sebagian runtuh terlihat bergegas keluar ke tempat aman ketika alarm peringatan gempa bumi berbunyi sebelum tengah hari pada hari Rabu, menurut rekaman yang disiarkan oleh lembaga penyiaran publik NHK.