Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Kementerian Perindustrian Korea Selatan sementara memblokir akses karyawan ke layanan kecerdasan buatan (AI) generatif asal China, DeepSeek, karena masalah keamanan.
Langkah ini sejalan dengan imbauan pemerintah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penggunaan layanan AI generatif di lingkungan kerja.
Pemerintah Korea Selatan pada Selasa mengeluarkan pemberitahuan kepada kementerian dan lembaga pemerintah agar berhati-hati dalam menggunakan AI seperti DeepSeek dan ChatGPT. Sebagai tindak lanjut, beberapa lembaga telah mengambil langkah pencegahan.
Baca Juga: Korea Selatan Sepakat Tanggung Biaya Keamanan Tentara AS 2026 Sebesar US$1,14 miliar
Korea Hydro & Nuclear Power, perusahaan milik negara, telah lebih dulu melarang penggunaan layanan AI termasuk DeepSeek sejak awal Februari. Kementerian Pertahanan juga telah memblokir akses ke DeepSeek di komputer yang digunakan untuk kepentingan militer.
Selain itu, Kementerian Luar Negeri membatasi akses ke layanan tersebut pada komputer yang terhubung ke jaringan eksternal, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Yonhap.
Belum ada konfirmasi mengenai tindakan yang diambil terhadap ChatGPT. DeepSeek sendiri belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar terkait pemblokiran ini.
Korea Selatan bukan satu-satunya negara yang mengambil langkah tegas terhadap DeepSeek. Australia dan Taiwan telah lebih dulu melarang penggunaannya pada perangkat pemerintah karena alasan keamanan.
Baca Juga: Apa Itu Martial Law di Korea Selatan? Ini Sejarah hingga Kontroversinya
Di Italia, otoritas perlindungan data memerintahkan DeepSeek untuk menonaktifkan chatbot-nya setelah gagal memenuhi persyaratan privasi yang ditetapkan regulator pada Januari lalu.
Beberapa negara di Eropa, Amerika Serikat, dan India juga sedang meninjau dampak penggunaan layanan AI tersebut.
Sementara itu, otoritas perlindungan data Korea Selatan berencana meminta klarifikasi dari DeepSeek mengenai pengelolaan informasi pribadi pengguna.
Kehadiran DeepSeek dalam dunia AI telah menimbulkan perdebatan luas. Model AI terbaru yang diluncurkan bulan lalu diklaim memiliki performa setara atau lebih baik dibandingkan produk sejenis dari Amerika Serikat, dengan biaya produksi lebih rendah.
Di sektor korporasi, perusahaan teknologi Korea Selatan juga semakin berhati-hati dalam menggunakan AI generatif. Kakao Corp meminta karyawannya untuk tidak menggunakan DeepSeek karena alasan keamanan, sehari setelah perusahaan mengumumkan kerja sama dengan OpenAI.
Baca Juga: Menhan Korea Selatan: Senjata Nuklir Seoul akan Merusak Hubungan dengan AS
SK Hynix, produsen chip AI, membatasi akses ke layanan AI generatif dan hanya mengizinkan penggunaannya dalam kondisi tertentu. Naver, portal web terbesar di Korea Selatan, juga menginstruksikan karyawan untuk tidak menggunakan AI generatif yang menyimpan data di luar perusahaan.
Langkah-langkah ini menunjukkan meningkatnya perhatian terhadap keamanan data dan perlindungan informasi dalam era perkembangan AI generatif yang pesat.