Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Korea Selatan tengah berupaya menormalisasi hubungan diplomatik dengan China yang sempat memburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini disampaikan oleh Park Byeong-seug, mantan ketua Majelis Nasional Korea Selatan sekaligus pemimpin delegasi tingkat tinggi dari Seoul, dalam kunjungannya ke Beijing pada Minggu (24/8), sebagaimana dilaporkan Yonhap News Agency.
Delegasi Seoul Bertemu Menlu China
Delegasi tersebut dikirim oleh Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung, yang pada saat bersamaan sedang melakukan perjalanan resmi ke Washington untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Baca Juga: Jepang dan Korea Selatan Tegaskan Kerjasama Keamanan Sebelum Bertemu Trump
Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Park Byeong-seug menyerahkan surat resmi dari Presiden Lee Jae Myung yang ditujukan kepada Presiden China Xi Jinping.
Park menyampaikan harapannya agar kunjungan ini dapat menjadi momentum penting dalam memulihkan hubungan kedua negara.
“Kami berharap delegasi ini dapat membuka pintu bagi normalisasi hubungan Korea Selatan-China yang telah tegang dalam beberapa tahun terakhir,” kata Park, dikutip Yonhap.
Dinamika Hubungan Korea Selatan-China
Hubungan diplomatik antara Korea Selatan dan China sempat terguncang pada 2017, menyusul keputusan Seoul untuk menempatkan sistem pertahanan rudal Amerika Serikat THAAD di wilayahnya. Kebijakan ini ditentang keras oleh Beijing yang menilai langkah tersebut mengancam keamanan regional.
Baca Juga: Biaya Pasukan AS di Korsel dan China Jadi Sorotan Saat Presiden Lee Bertemu Trump
Meskipun sempat membaik setelah ketegangan itu, hubungan kembali memburuk pada 2023 akibat pernyataan kritis mantan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol terhadap China. Hal tersebut memicu saling sindir antara kedua pemerintah.
Upaya Pemulihan Hubungan Strategis
China merupakan mitra dagang utama Korea Selatan, sehingga pemulihan hubungan bilateral dianggap penting bagi stabilitas ekonomi maupun geopolitik kawasan.
Kunjungan delegasi tingkat tinggi ke Beijing ini menjadi sinyal awal bahwa pemerintahan Presiden Lee Jae Myung ingin menyeimbangkan hubungan dengan mitra strategisnya, baik Amerika Serikat maupun China, di tengah ketegangan geopolitik global yang semakin kompleks.