kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Korea Selatan memulai uji coba kontrol untuk taksi terbang


Jumat, 12 November 2021 / 14:59 WIB
Korea Selatan memulai uji coba kontrol untuk taksi terbang
ILUSTRASI. Seorang pilot turun dari taksi drone Volocopter 2X selama acara Demo Bandara Mobilitas Udara Perkotaan di Bandara Gimpo di Seoul, Korea Selatan, 11 November 2021.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan melangkah cukup cepat dalam pengembangan sistem kendaraan mobilitas udara perkotaan (UAM), alias taksi terbang. Pada Kamis (11/11), sistem kontrol untuk kendaraan masa depan ini mulai didemonstrasikan.

Dilansir dari Reuters, taksi terbang ini nantinya diharapkan akan berfungsi sebagai taksi antara bandara utama dan pusat Kota Seoul segera setelah 2025. Pemanfaatannya disebut mampu memotong waktu perjalanan hingga dua pertiga.

"UAM diharapkan menjadi salah satu alat transportasi umum yang digunakan warga dalam kehidupan sehari-hari. Maka mutlak perlu dilakukan uji coba layanan ini di berbagai lingkungan," kata Menteri Perhubungan Noh Hyeong-ouk yang hadir dalam uji coba pada Kamis.

Korea Selatan tahun lalu telah mengumumkan peta jalan untuk memulai perjalanan udara perkotaan komersial pada 2025.

Kementerian Perhubungan Korea Selatan memperkirakan, layanan tersebut dapat memangkas waktu perjalanan untuk jarak antara 30-50km dari satu jam dengan mobil menjadi 20 menit melalui udara.

Perjalanan dari Bandara Internasional Incheon ke pusat Kota Seoul diperkirakan menelan biaya sekitar 110.000 won atau sekitar Rp 1,3 juta ketika mulai beroperasi tahun 2025 mendatang. 

Baca Juga: Toshiba Corp akan pecah perusahaan menjadi tiga sektor

Tarifnya diperkirakan akan turun secara perlahan menjadi hanya 20.000 won, sekitar Rp 240 ribu, per perjalanan pada 2035 ketika semua infrastrukturnya telah matang.

Unit yang diuji coba kali ini diproduksi oleh Volocopter Jerman. Pilot berhasil menerbangkannya di Bandara Gimpo Seoul untuk menguji dan menunjukkan kontrol dan koordinasinya.

Secara umum, taksi terbang buatan Jerman ini didukung oleh rotor seperti helikopter untuk lepas landas dan pendaratan vertikal. 

Dalam pernyataannya, Kementerian Perhubungan Korea Selatan menyebutkan, sistem kontrol lalu lintas udara yang mengelola penerbangan domestik dan internasional di bandara juga dapat memantau dan mengelola pesawat UAM.

Selain unit buatan Jerman, desainer Korea Selatan juga memamerkan model pesawat drone mereka sendiri. Sebuah purwarupa dengan skala penuh diharapkan sudah bisa menjalani uji terbang tahun depan.

Berbeda dengan buatan Jerman yang hanya memiliki dua kursi, perancang Korea Selatan bertujuan untuk mengembangkan taksi terbang dengan lima kursi di dalamnya.

Selanjutnya: Pengguna Twitter: Ya, Elon Musk harus menjual 10% saham Teslanya



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×