kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,75   -7,60   -0.82%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Korea Utara: Aksi AS Bisa Ubah Semenanjung Korea Menjadi Zona Perang Kritis


Kamis, 02 Februari 2023 / 06:12 WIB
Korea Utara: Aksi AS Bisa Ubah Semenanjung Korea Menjadi Zona Perang Kritis
ILUSTRASI. Korea Utara mengatakan, latihan bersama antara Amerika Serikat dan sekutunya telah mendorong situasi ke garis merah ekstrem. KCNA via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pada Kamis (2/2/2023), Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan, latihan bersama antara Amerika Serikat dan sekutunya telah mendorong situasi ke "garis merah ekstrem". Berkaitan dengan hal itu, Korea Utara mengancam untuk mengubah semenanjung Korea menjadi persenjataan perang besar dan zona perang yang lebih kritis. 

Mengutip Reuters, pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor berita negara KCNA, mengatakan Pyongyang tidak tertarik untuk berdialog selama Washington menerapkan kebijakan yang bermusuhan.

"Situasi militer dan politik di semenanjung Korea dan di wilayah tersebut telah mencapai garis merah ekstrem karena manuver konfrontasi militer yang sembrono dan tindakan bermusuhan AS dan pasukan bawahannya," kata seorang juru bicara kementerian yang tidak disebutkan namanya dalam pernyataan itu.

Pernyataan itu mengutip kunjungan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin ke Seoul pada minggu ini. 

Pada hari Selasa, Austin dan rekannya dari Korea Selatan berjanji untuk memperluas latihan militer dan mengerahkan lebih banyak "aset strategis", seperti kapal induk dan pembom jarak jauh, untuk melawan pengembangan senjata Korea Utara dan mencegah perang.

Baca Juga: Survei: 7 dari 10 Orang Korea Selatan Dukung Pengembangan Senjata Nuklir Independen

"Ini adalah ekspresi yang jelas dari skenario berbahaya AS yang akan mengubah semenanjung Korea menjadi gudang perang besar dan zona perang yang lebih kritis," kata pernyataan Korea Utara.

Korea Utara akan menanggapi tindakan militer apa pun yang dilakukan oleh Amerika Serikat, dan memiliki strategi penangkalan yang kuat. Ini termasuk "kekuatan nuklir yang paling luar biasa" jika diperlukan, tambah pernyataan itu.

Lebih dari 28.500 tentara Amerika berbasis di Korea Selatan sebagai warisan Perang Korea 1950-1953, yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Tahun lalu, Korea Utara melakukan sejumlah uji coba rudal balistik, yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB. Korea Utara juga diamati membuka kembali situs uji coba senjata nuklirnya yang ditutup, meningkatkan ekspektasi uji coba nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.

Baca Juga: Putri Kim Jong Un Semakin Sering Muncul di Publik, Benarkah Akan Jadi Penerus?

Menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan, pada hari Rabu, Amerika Serikat dan Korea Selatan melakukan latihan udara bersama dengan pembom berat B-1B Amerika dan pesawat tempur siluman F-22, serta jet F-35 dari kedua negara.

"Latihan udara gabungan kali ini menunjukkan kemauan dan kemampuan AS untuk memberikan pencegahan yang kuat dan kredibel terhadap ancaman nuklir dan rudal Korea Utara," kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×