kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Korea Utara ancam tindakan balasan ke Korea Selatan dengan libatkan militer


Minggu, 14 Juni 2020 / 09:41 WIB
Korea Utara ancam tindakan balasan ke Korea Selatan dengan libatkan militer
ILUSTRASI. Korea Utara mengancam tindakan pembalasan terhadap Korea Selatan yang dapat melibatkan militer.


Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Ketegangan Korea Utara dengan Korea Selatan meningkat. Terbaru, Korea Utara mengancam tindakan pembalasan terhadap Korea Selatan yang dapat melibatkan militer.

Ancaman Korea Utara ini datang setelah para pembelot dari Korea Utara yang tinggal di Korea Selatan mengirim kembali propaganda ke Korea Utara

Kim Yo Jong, adik perempuan Pemimpin Korea Utara Kom Jong Un mengeluarkan peringatan itu dalam sebuah pernyataan yang dimuat di kantor berita KCNA pada Sabtu (13/6).

Baca Juga: Mantan dubes AS: Trump bakal tarik pasukan AS dari Korea, Jepang, dan negara lain

"Dengan menggunakan kekuatan saya yang disahkan oleh Pemimpin Tertinggi, partai kami dan negara bagian, saya memberikan instruksi kepada ... departemen yang bertanggung jawab atas urusan dengan musuh untuk secara tegas melakukan tindakan selanjutnya," kata Kim Yo Jong yang dikutip Reuters.

Pernyataannya itu muncul beberapa hari setelah Korea Selatan mengambil tindakan hukum terhadap para pembelot yang telah mengirim materi seperti beras dan selebaran anti-Utara, biasanya dengan balon melewati perbatasan yang dijaga ketat atau dalam botol oleh laut.

Korea Utara mengatakan telah membuat marah para pembelot dan dalam sepekan terakhir setelah memutuskan hotline antar-Korea dan mengancam akan menutup kantor penghubung antara kedua pemerintah.

Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan hubungan dengan Korea Utara, pemerintahan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berusaha untuk mencegah kampanye selebaran dan beras, dan para pembelot mengeluhkan tekanan untuk menghindari kritik terhadap Korea Utara.

Secara terpisah, Kementerian Unifikasi Korea Selatan merilis pernyataan meminta Korea Utara untuk menghormati perjanjian antar-Korea yang dicapai di masa lalu.

"Korea Selatan dan Korea Utara harus berusaha menghormati semua perjanjian antar-Korea yang dicapai," tulis kementerian Unifikasi Korea selatan dalam sebuah pernyataan.

"Pemerintah menanggapi situasi saat ini dengan serius," imbuh pernyataan tersebut.

Baca Juga: Korea Utara: Kami terus bangun pasukan militer untuk atasi ancaman Amerika

Meningkatnya ketegangan terjadi sehari menjelang peringatan 20 tahun KTT antar-Korea pertama pada tahun 2000, yang menjanjikan peningkatan dialog dan kerja sama antara kedua negara.

Pada tahun 2018, para pemimpin kedua negara menandatangani deklarasi yang setuju untuk bekerja untuk "denuklirisasi lengkap semenanjung Korea" dan menghentikan "tindakan bermusuhan."

Para analis mengatakan Korea Utara tampaknya menggunakan masalah selebaran untuk meningkatkan tekanan pada Korea Selatan di tengah perundingan denuklirisasi yang macet.

"Selebaran adalah alasan atau pembenaran untuk meningkatkan taruhan, membuat krisis, dan menggertak Seoul untuk mendapatkan apa yang diinginkannya," kata Duyeon Kim, penasihat senior di International Crisis Group, sebuah organisasi nirlaba independen yang berbasis di Belgia.

Korea Utara merasa dikhianati dan disesatkan oleh prediksi Seoul bahwa Amerika Serikat akan mencabut beberapa sanksi dengan imbalan Korea Utara menutup lokasi reaktor nuklirnya. Korea Utara tambah kecewa karena selebaran dan latihan militer Korea Selatan dan AS berlanjut.

"Mereka kecewa bahwa Seoul tidak melakukan apa pun untuk mengubah lingkungan dan sekali lagi mengatakan Seoul agar tidak terlibat dalam perundingan nuklirnya dengan Washington," tambahnya.

Baca Juga: Korea Selatan perpanjang pengetatan jarak sosial untuk wilayah Seoul dan sekitarnya



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×