kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Korea Utara desak warganya untuk makan lebih sedikit hingga 2025


Rabu, 03 November 2021 / 07:05 WIB
Korea Utara desak warganya untuk makan lebih sedikit hingga 2025
ILUSTRASI. Seperti yang diketahui, Korea Utara telah lama menderita kerawanan pangan. KCNA via REUTERS


Sumber: Yahoo News | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Seperti yang diketahui, Korea Utara telah lama menderita kerawanan pangan. Kondisi tersebut kini lebih diperburuk oleh bencana alam, sanksi internasional, dan COVID-19. 

Meski negara berpenduduk sekitar 26 juta orang itu belum melaporkan satu pun kasus virus corona, namun pemerintah setempat melakukan penguncian dengan membatasi pergerakan barang ke perbatasannya.

Melansir Yahoo News yang mengutip Next Shark, ketika situasinya semakin parah, Korea Utara dilaporkan dipaksa untuk membuka diri. Badan-badan PBB mengatakan negara itu baru-baru ini mengizinkan pengiriman bantuan. Di sisi lain, mengutip Reuters, perdagangan dengan China masih menunjukkan peningkatan yang lambat.

Namun, Korea Utara kini berada dalam situasi darurat. Informasi yang berasal dari badan intelijen Korea Selatan menunjukkan, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah memerintahkan setiap butir beras untuk diamankan sambil menyerukan upaya penuh diarahkan pada pertanian.

Di tengah krisis, warga Korea Utara dilaporkan diminta untuk “mengencangkan ikat pinggang mereka” hingga setidaknya tahun 2025. Beberapa pihak meyakini hal itu adalah panggilan untuk mati kelaparan.

Baca Juga: Rusia dan China kembali menyerukan agar sanksi PBB terhadap Korea Utara dicabut

“Ketika pihak berwenang memberi tahu mereka bahwa mereka perlu menghemat dan mengonsumsi lebih sedikit makanan hingga tahun 2025, mereka tidak dapat berbuat apa-apa selain merasa sangat putus asa,” seorang penduduk dari kota Sinuiju, yang berbatasan dengan Dandong China, mengatakan kepada RFA. 

“Beberapa penduduk mengatakan bahwa situasinya saat ini sangat serius sehingga mereka tidak tahu apakah mereka dapat bertahan hidup di musim dingin yang akan datang. Mereka mengatakan pemerintah menyuruh mereka menanggung kesulitan sampai tahun 2025 sama dengan menyuruh kita mati kelaparan,” tambahnya.

Krisis dilaporkan telah menyebabkan ketidakpercayaan dan kebencian yang merajalela terhadap pihak berwenang. 

Baca Juga: Seoul dan Washington Latihan Udara Bersama di Tengah Ketegangan Tes Rudal Pyongyang

Sumber kedua mengatakan para pejabat meremehkan masalah dengan mengangkat tingkat keparahan COVID-19 di negara lain, tetapi orang-orang tidak mempercayainya. 

"Tidak peduli seberapa sulit situasinya, di mana di Bumi ada orang yang mengalami kesulitan lebih dari kita?" sumber tersebut mengutip pernyataan seorang warga Korea Utara. 

Korea Utara dilaporkan telah mempromosikan agar warganya mengonsumsi angsa hitam (black swan) untuk membantu meringankan krisis. Rodong Sinmun, media milik pemerintah, menggambarkan black swan sebagai daging yang “lezat” dan mengandung khasiat untuk kesehatan.

Pusat peternakan black swan baru-baru ini dibuka di Peternakan Bebek Kwangpho di daerah Jongphyong di pantai timur Korea Utara. Masih harus dilihat bagaimana rencana pemerintah untuk mendistribusikan daging angsa atau apakah peternakan angsa lainnya sedang dibangun di seluruh negeri.

Selanjutnya: Agen mata-mata Korsel: Kim Jong Un tidak menggunakan tubuh ganda



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×