Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Korea Utara dilaporkan telah merobohkan sebuah monumen bersejarah yang melambangkan persatuan dengan Korea Selatan. Penghancuran ini sepertinya ada di bawah perintah sang pemimpin, Kim Jong Un.
Hilangnya monumen persatuan ini pertama kali terlacak oleh NK News, sebuah outlet berita yang memantau aktivitas Korea Utara.
Citra satelit Kota Pyongyang pada hari Selasa (24/1) menunjukkan bahwa monumen tersebut tidak lagi berada di tempatnya.
Situasi ini semakin menunjukkan bahwa tensi di Semenanjung Korea mulai memanas. Terlebih lagi, Korea Selatan dan Amerika Serikat baru-baru ini menunjukkan manuver militer di kawasan tersebut untuk merespons uji coba rudal Korea Utara.
Baca Juga: Korea Utara Mulai Merancang Pembangunan Ekonomi di Wilayah Luar Ibu Kota
Kim Jong Un: Monumen Itu Merusak Pemandangan
Monumen persatuan, atau biasanya disebut Arch of Reunification (Lengkungan Reunifikasi), melambangkan harapan untuk reunifikasi Korea yang diselesaikan setelah pertemuan puncak antar-Korea pada tahun 2000.
Monumen itu secara resmi disebut Monument to the Three Charters for National Reunification (Monumen Tiga Piagam Reunifikasi Nasional), berdiri setinggi 30 meter dan merupakan simbol dari tiga piagam, yaitu kemandirian, perdamaian dan kerja sama nasional.
Baca Juga: Situasi Memanas, Kim Jong Un Sebut Korea Selatan sebagai Musuh Utama
Dalam pidatonya di Majelis Rakyat Tertinggi pada tanggal 15 Januari lalu, Kim menyebut monumen itu merusak pemandangan.
Pada kesempatan itu juga Kim mengatakan bahwa Korea Selatan adalah musuh utama yang tidak mungkin berubah.
Korea Utara telah berjanji untuk "memusnahkan" Korea Selatan jika tetangganya itu memutuskan untuk menyerangnya bersama dengan Amerika Serikat.