Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meningkatkan tekanan terhadap Korea Selatan dengan menyebut negara tetangganya sebagai “musuh utama”.
Mengutip Bloomberg yang melansir KCNA, Kim mengatakan dalam kunjungannya ke pabrik-pabrik amunisi bahwa sudah waktunya untuk mendefinisikan Korea Selatan sebagai negara yang paling bermusuhan terhadap Korea Utara.
Dia menambahkan bahwa Seoul telah melakukan sejarah konfrontasi kejam dengan mata merah untuk menggulingkan rezim dan sistem sosial Korea Utara selama hampir 80 tahun.
Pernyataan tersebut menambah tekanan yang diberikan Kim terhadap pemerintahan Presiden konservatif Korea Selatan Yoon Suk Yeol dengan melakukan latihan tembakan langsung di dekat perbatasan laut yang telah menjadi lokasi konfrontasi mematikan.
Dia juga mengatakan Korea Utara seharusnya tidak lagi membuat kesalahan dengan menganggap Seoul sebagai mitra reunifikasi.
Baca Juga: Korea Utara Picu Ketakutan Pekerja Migran di Pulau Yeonpyeong Korea Selatan
Kim berjanji Korea Utara siap berperang tetapi tidak berniat memulainya. Dia telah meningkatkan ketegangan dengan menembakkan artileri di dekat pulau Yeonpyeong, Korea Selatan.
Pada tahun 2010, pulau ini mengalami serangan pertama di wilayah Korea Selatan sejak akhir perang tahun 1950-1953 ketika dibombardir oleh artileri Korea Utara. Yeonpyeong berpenduduk sekitar 2.000 jiwa, termasuk ratusan personel militer.
Kerja sama dengan Rusia
Reuters memberitakan, Kim Jong Un mengunjungi pabrik-pabrik senjata minggu ini, ketika Amerika Serikat dan sekutunya mengutuk transfer senjata negara tersebut dengan Rusia.
Kim juga menyoroti “kekurangan” baru-baru ini dalam organisasi produksi amunisi dan menyerukan penyesuaian kembali sambil menekankan pentingnya strategi produksi senjata utama.
Foto-foto KCNA yang menunjukkan kunjungan Kim ke pabrik amunisi menunjukkan Kim sedang memeriksa kendaraan peluncuran rudal jarak pendek bergerak.
Kunjungannya terjadi ketika hampir 50 negara mengutuk pengadaan dan penggunaan rudal balistik Korea Utara terhadap Ukraina oleh Rusia.
“Penggunaan rudal balistik DPRK oleh Rusia di Ukraina juga memberikan wawasan teknis dan militer yang berharga bagi DPRK,” kata pernyataan bersama tersebut pada hari Selasa, menggunakan inisial nama resmi Korea Utara.
Baca Juga: Korea Selatan Berencana Luncurkan Dua Satelit Mata-mata Baru Tahun Ini
Gedung Putih menyatakan, penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan dalam panggilan telepon dengan rekannya dari Korea Selatan, Chang Ho-jin, pada hari Selasa mengecam transfer rudal Korea Utara ke Rusia.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan pada hari Selasa bahwa setelah laporan awal penggunaan rudal balistik Korea Utara pada tanggal 30 Desember dan 2 Januari, Rusia telah menembakkan lebih banyak senjata semacam itu ke Ukraina, termasuk yang mendarat di Kharkiv.