Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Seruan Korea Selatan untuk mendeklarasikan berakhirnya Perang Korea rupanya ditanggapi berbeda oleh Korea Utara. Sang tetangga merasa saat ini masih terlalu dini untuk menyatakan bahwa Perang Korea telah selesai.
Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Thae Song kepada media nasional KCNA mengatakan, keadaan tidak akan berubah meskipun penghentian perang dinyatakan ratusan kali.
Menurut Ri, kebijakan Korea Selatan dan sekutunya, Amerika Serikat, tetap akan mengarah ke permusuhan.
"Penarikan standar ganda dan kebijakan permusuhan AS adalah perhatian utama kami demi menstabilkan situasi semenanjung Korea dan memastikan perdamaian di atasnya," ungkap Ri, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan berharap ada deklarasi resmi untuk mengakhiri Perang Korea
Deklarasi penghentian Perang Korea kembali disinggung oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae In saat berbicara di Majelis Umum PBB hari Selasa (21/9) lalu.
Pada hari Jumat (24/9), Moon mengakui yakin bahwa Korea Utara akan menyadari kepentingannya untuk berdialog dengan AS, tetapi tidak yakin hal itu akan datang selama masa jabatannya, yang berakhir pada 2022.
Dalam Majelis Umum PBB, Presiden AS Joe Biden juga mengatakan bahwa AS menginginkan diplomasi berkelanjutan untuk menyelesaikan krisis seputar program nuklir dan rudal balistik Korea Utara.
Perang Korea yang dimulai pada tahun 1950 secara resmi belum berakhir hingga saat ini. Pada 27 Juli 1953, Perang Korea dihentikan melalui kesepakatan gencatan senjata. Perjanjian gencatan senjata ditandatangani wakil dari Korea Utara, China, dan AS.
Presiden Korea Selatan saat itu, Syngman Rhee, menolak untuk menandatanganinya tapi berjanji untuk menghormati perjanjian tersebut.