kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.209   -29,00   -0,18%
  • IDX 7.108   11,47   0,16%
  • KOMPAS100 1.063   0,60   0,06%
  • LQ45 836   0,73   0,09%
  • ISSI 215   0,25   0,12%
  • IDX30 427   0,78   0,18%
  • IDXHIDIV20 516   2,16   0,42%
  • IDX80 121   -0,02   -0,01%
  • IDXV30 125   -0,09   -0,07%
  • IDXQ30 143   0,32   0,23%

Presiden Korea Selatan berharap ada deklarasi resmi untuk mengakhiri Perang Korea


Rabu, 22 September 2021 / 11:46 WIB
Presiden Korea Selatan berharap ada deklarasi resmi untuk mengakhiri Perang Korea
ILUSTRASI. Presiden Korea Selatan Moon Jae In dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un?menghadiri upacara penyambutan resmi di Bandara Internasional Pyongyang Sunan, di Pyongyang


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Berbicara pada Majelis Umum PBB hari Selasa (21/9), Presiden Korea Selatan Moon Jae In kembali menyerukan dibentuknya sebuah deklarasi untuk secara resmi mengakhiri Perang Korea 1950-1953.

Melansir Reuters, Moon mengusulkan agar tiga pihak dari dua Korea dan AS, atau empat pihak dari dua Korea, AS dan China berkumpul dan menyatakan bahwa Perang di Semenanjung Korea telah berakhir sepenuhnya.

"Saya sekali lagi mendesak komunitas negara-negara untuk memobilisasi kekuatannya untuk deklarasi akhir perang di Semenanjung Korea," ungkap Moon dalam pidatonya.

Moon terbilang sangat aktif untuk mengajak semua pihak yang terlibat untuk bersama-sama melahirkan deklarasi resmi. Menurutnya, deklarasi resmi ini sangat penting untuk membangun situasi yang aman di Semenanjung Korea dan kawasan sekitarnya.

Baca Juga: Korea Utara: Kapal selam Australia bisa memicu perlombaan senjata nuklir

Bukan cuma itu, Moon juga percaya bahwa deklarasi ini mampu membuat Korea Utara patuh pada aturan denuklirisasi. Di sisi lain, pihak AS berpendapat Korea Utara harus menyerahkan senjata nuklirnya terlebih dahulu.

Sebelum Moon, Presiden AS Joe Biden juga menyampaikan pidato di Majelis Umum PBB hari Selasa. Dalam pidatonya Biden juga menyinggung masalah dua Korea dan mengatakan AS sedang mencari langkah diplomasi yang serius dan berkelanjutan untuk mengejar denuklirisasi lengkap di Semenanjung Korea.

Korea Utara telah menepis seruan AS untuk kembali berdialog dan kepala pengawas atom PBB mengatakan minggu ini bahwa program nuklir Pyongyang akan berkembang pesat.

Baca Juga: Korea Utara dikabarkan kembali lakukan uji coba rudal balistik

Perang Korea tahun 1950-1953 melibatkan empat negara yang terbagi menjadi dua kubu. Kubu pertama adalah Korea Selatan yang didukung AS, sementara kubu kedua adalah Korea Utara yang didukung China.

Pada 27 Juli 1953, Perang Korea dihentikan melalui kesepakatan gencatan senjata. Perjanjian gencatan senjata ditandatangani wakil dari Korea Utara, China, dan AS. Presiden Korea Selatan saat itu, Syngman Rhee, menolak untuk menandatanganinya tapi berjanji untuk menghormati perjanjian tersebut.

Berdasarkan fakta sejarah tersebut, Perang Korea sebenarnya belum benar-benar berakhir hingga saat ini.

Selanjutnya: BTS ditunjuk Presiden Korea Selatan sebagai utusan generasi dan budaya masa depan



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×