Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pasar mobil ASEAN telah memasuki era baru, di mana Malaysia menyalip Indonesia untuk menjadi pasar mobil terkemuka di kawasan ini untuk pertama kalinya.
Tonggak sejarah ini terjadi seiring Vietnam yang mempercepat upaya untuk melampaui Filipina, memposisikan diri sebagai pasar terbesar keempat di ASEAN.
Sementara Thailand menunjukkan tanda-tanda pemulihan, produsen mobil Jepang terus menarik diri secara bertahap dari kawasan ini.
Mengutip Nation Thailand, pada kuartal kedua tahun ini, penjualan mobil ASEAN menunjukkan pergeseran penting, dengan Malaysia melampaui Indonesia, meskipun populasi Indonesia lebih besar, yaitu 280 juta jiwa, dibandingkan dengan 34 juta jiwa di Malaysia.
Perubahan ini mencerminkan tren pertumbuhan di pasar mobil ASEAN, dengan penjualan Thailand dilaporkan mencapai 707.055 unit, sedikit menurun 1% dibandingkan tahun sebelumnya, menurut data dari Nikkei Asia. Tren ini menandakan dinamika baru di pasar otomotif kawasan ini.
Merek Nasional Malaysia Dorong Pertumbuhan Pasar
Meskipun terjadi ketidakpastian ekonomi di seluruh ASEAN, merek mobil domestik Malaysia—Perodua dan Proton—terus memimpin pasar, menyumbang 63% penjualan pada paruh pertama tahun ini.
Model-model populer seperti Perodua Alza dan Proton Saga mendominasi posisi penjualan teratas, bersama dengan merek-merek internasional seperti Toyota Vios dan Honda City.
Baca Juga: Cek Spesifikasi dan Harga Mobil Listrik Denza D9, Pesaing Alphard
Daihatsu, anak perusahaan Toyota, dan Geely, yang memegang 49,9% saham Proton, telah mendukung produsen lokal ini. Baik Perodua maupun Proton dianggap sebagai produsen mobil nasional yang menerima dukungan tidak langsung dari pemerintah atas peran mereka dalam pembangunan nasional.
Meningkatnya popularitas kendaraan listrik (EV) dan mobil hibrida juga telah mendorong pasar mobil Malaysia, dengan penjualan EV meningkat sebesar 91% year-on-year (yoy), mencapai total 12.733 unit. Sementara penjualan mobil hibrida tumbuh 12%, mencapai 17.480 unit pada paruh pertama tahun 2025.
Indonesia Menghadapi Tekanan Ekonomi
Meskipun populasinya besar, Indonesia saat ini sedang mengalami tekanan ekonomi, terutama di sektor otomotif.
Penjualan mobil pada bulan Juni turun sebesar 21%, penurunan yang signifikan untuk pertama kalinya sejak Maret 2024, akibat melemahnya daya beli kelas menengah dan pengetatan persyaratan kredit konsumen.
Baca Juga: Harga Wuling Air ev Bekas Terjun Bebas, Apa Penyebabnya?
Penurunan penjualan pada bulan Juni menyebabkan penurunan total penjualan sebesar 12% pada kuartal kedua.
Lebih lanjut, data Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) menunjukkan kontraksi signifikan di kelas menengah, turun dari 21,4% populasi pada tahun 2019 menjadi hanya 17,1% pada tahun 2024.
Pergeseran ini tidak hanya berdampak pada industri otomotif tetapi juga berbagai sektor yang sangat bergantung pada konsumen kelas menengah.