Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan merilis buku putih pertahanan barunya pekan ini. Untuk pertama kalinya dalam enam tahun, Seoul kembali melabeli Korea Utara dengan sebutan "musuh".
"Karena Korea Utara mendefinisikan kita sebagai 'musuh yang tidak diragukan lagi' pada rapat Komite Sentral partai yang berkuasa pada Desember 2022, dan terus menimbulkan ancaman militer tanpa meninggalkan program nuklirnya, (maka) rezim dan militer Korea Utara adalah musuh kita," bunyi pernyataan tersebut, seperti dikutip Yonhap hari Kamis (16/2).
Korea Selatan pertama kali menyebut tetangganya itu sebagai musuh dalam buku putih pada tahun 1995 setelah seorang pejabat Pyongyang mengancam akan mengubah Seoul menjadi lautan api.
Pada buku putih pertahanan tahun 2004, istilah musuh diganti menjadi "ancaman militer langsung" karena situasi saat itu relatif damai.
Pemberian label "musuh" kembali terjadi pada tahun 2010 setelah militer Korea Utara menembak sebuah kapal korvet Korea Selatan dengan torpedo. Insiden tersebut menewaskan 46 pelaut.
Di tahun yang sama, Korea Utara melancarkan serangan artileri di sebuah pulau perbatasan dan menewaskan dua tentara dan dua warga sipil.
Penggunaan istilah "musuh" untuk mendefiniskan Korea Utara terus berlanjut hingga terbitnya buku putih pertahanan edisi 2016.
Isitilah itu kemudian kembali menghilang pada buku edisi 2018 dan 2020 ketika Korea Selatan dipimpin oleh Moon Jae In. Moon memang dikenal cukup lunak dan giat mengupayakan rekonsiliasi antar-Korea.
Buku putih pertahanan Korea Selatan tahun 2022 itu juga menyinggung aktivitas nuklir tetangganya. Dijelaskan bahwa Korea Utara memiliki sekitar 70kg plutonium, naik dari 50kg yang diperkirakan dalam buku edisi sebelumnya.
Baca Juga: Sebelas Rudal Nuklir Hwasong-17 Muncul dalam Parade Militer Korea Utara
Jumlah itu terbilang sangat besar karena hanya butuh 6kg plutonium untuk membuat satu bom nuklir.
Peningkatan tersebut diduga terkait dengan pengoperasian reaktor nuklir dan aktivitas lain di kompleks nuklir andalan Korut di Yongbyon.
Buku putih itu juga menggambarkan jumlah uranium yang diperkaya tinggi (HEU) Korea Utara ada di level "cukup besar" tanpa menyebut angka. Produksi satu bom nuklir membutuhkan 15kg hingga 20kg HEU.
Perbandingan Kekuatan Militer Korea Selatan dan Korea Utara
Mengutip Yonhap, buku putih itu mencatat bahwa jumlah personel aktif Korea Selatan sekitar 500.000, turun dari 555.000 yang dihitung dua tahun lalu.
Di kubu lawan, jumlah tentara Korea Utara disebut mencapai 1,28 juta, jumlah itu sama dengan yang tercantum pada buku putih 2018 dan 2020.
Baca Juga: Survei: 7 dari 10 Orang Korea Selatan Dukung Pengembangan Senjata Nuklir Independen