Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - SEOUL/WASHINGTON/TOKYO. Ambisi Korea Selatan membangun kapal selam bertenaga nuklir semakin menguat setelah mendapat restu Presiden AS Donald Trump. Dukungan ini mengakhiri puluhan tahun penolakan Washington dan berpotensi mengubah peta keamanan di Asia, sekaligus memicu perlombaan senjata bawah laut.
Selama bertahun-tahun Seoul ingin memiliki kapal selam nuklir untuk menghadapi ancaman Korea Utara. Restu Trump dianggap membuka akses terhadap pasokan bahan bakar nuklir sesuai perjanjian kedua negara.
Namun langkah cepat Seoul berpotensi membuat China gusar dan menekan Jepang untuk ikut mengembangkan kemampuan serupa.
“Submarine adalah sistem serang yang sangat efektif. Perlombaan senjata di kawasan tak terelakkan,” kata Choi Il, mantan kapten kapal selam Angkatan Laut Korsel. Pemerintah Korea Selatan menegaskan teknologi nuklir ini untuk propulsi, bukan senjata, dan tetap menghormati rezim non-proliferasi.
Baca Juga: Korut Kecam Rencana Pembuatan Kapal Selam Nuklir Korsel
Presiden Korsel Lee Jae Myung menyebut persetujuan itu sebagai pencapaian penting yang akan memperkuat fleksibilitas keamanan dan otonomi pertahanan negara.
Korea Utara mengklaim sedang mengembangkan kapal selam nuklirnya sendiri. Dalam publikasi Maret lalu, media negara itu menampilkan Kim Jong Un meninjau kapal selam bertenaga nuklir, meski tingkat kemajuannya masih diragukan.
Sejumlah analis menduga Pyongyang mendapat dukungan teknologi dari Rusia, yang dibantah kedua negara meski mengakui peningkatan kerja sama pertahanan.
Di sisi lain, kapal selam nuklir dinilai penting untuk memantau kapal selam Korea Utara, termasuk yang membawa rudal balistik. “Kapal selam nuklir lebih cepat dan bisa menyelam jauh lebih lama,” kata anggota parlemen sekaligus pakar pertahanan, Yu Yong-weon.
Langkah Seoul diperkirakan bisa memaksa Jepang meninjau ulang sikapnya. Tokyo disebut terkejut mendengar kabar restu Trump, dan khawatir Korsel akan mendahului Jepang jika AS mulai membuka dukungan untuk proyek semacam itu.
Baca Juga: Trump Kerahkan Kapal Selam Nuklir Usai Perang Kata-Kata dengan Pejabat Rusia
Menteri Pertahanan Jepang Shinjiro Koizumi sempat menyebut opsi teknologi nuklir bukan hal yang tertutup, meski belum ada studi resmi.
Kapal selam diesel Jepang efektif di perairan dangkal, tetapi kemampuan nuklir akan memperluas operasi hingga Pasifik dan membuka peluang kemampuan serangan balasan jarak jauh.













