CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.322.000   -29.000   -1,23%
  • USD/IDR 16.765   18,00   0,11%
  • IDX 8.362   -54,96   -0,65%
  • KOMPAS100 1.159   -6,94   -0,60%
  • LQ45 844   -6,42   -0,76%
  • ISSI 292   -2,09   -0,71%
  • IDX30 440   -4,44   -1,00%
  • IDXHIDIV20 511   -3,54   -0,69%
  • IDX80 130   -1,04   -0,79%
  • IDXV30 135   -1,25   -0,92%
  • IDXQ30 141   -0,73   -0,52%

Korut Kecam Rencana Pembuatan Kapal Selam Nuklir Korsel


Selasa, 18 November 2025 / 16:17 WIB
Korut Kecam Rencana Pembuatan Kapal Selam Nuklir Korsel
ILUSTRASI. Korea Utara memperingatkan 'efek domino nuklir' di Asia akibat rencana Korea Selatan membangun kapal selam nuklir dengan AS. Simak analisisnya.


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara pada Selasa memperingatkan bahwa rencana Korea Selatan untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir dengan persetujuan Amerika Serikat dapat memicu “efek domino nuklir” di kawasan.

Peringatan tersebut muncul setelah Korea Selatan dan Amerika Serikat pada Jumat merilis rincian kesepakatan yang dicapai antara Presiden Lee Jae Myung dan Presiden Donald Trump dalam pertemuan puncak bulan lalu.

Kesepakatan itu mencakup komitmen kedua negara untuk melucuti senjata nuklir Korea Utara.

Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, Amerika Serikat memberikan lampu hijau bagi Korea Selatan untuk mengembangkan kapal selam serang bertenaga nuklir, ambisi strategis yang telah lama diinginkan Seoul.

Baca Juga: Pasukan Korea Utara Bantu Rusia Bersihkan Ranjau di Kursk Usai Mengusir Ukraina

KCNA: Kesepakatan Ungkap “Warna Asli” Konfrontasi AS–Korsel

Dalam laporan pada Selasa, kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, mengatakan bahwa kesepakatan tersebut mengungkapkan “warna asli dari kehendak konfrontatif AS dan Korea Selatan untuk tetap bermusuhan terhadap Korea Utara”.

KCNA menambahkan bahwa komitmen tersebut, bersama serangkaian latihan militer gabungan berskala besar antara keduanya, menimbulkan tantangan serius bagi keamanan Korea Utara dan memperburuk ketegangan kawasan.

Korea Utara juga menuduh Seoul diam-diam memajukan “ambisi lama untuk memiliki senjata nuklir” yang menurut mereka berpotensi memicu “fenomena domino nuklir” dan memanaskan perlombaan senjata di Asia Timur.

Alasan Seoul: Menghadapi China dan Ancaman Kapal Selam Nuklir Korea Utara

Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung sebelumnya mengatakan bahwa kapal selam bertenaga nuklir sangat penting untuk mempertahankan kesiapan militer menghadapi kekuatan angkatan laut China serta ancaman serius dari upaya Korea Utara mengembangkan kapal selam bertenaga nuklirnya sendiri.

Baca Juga: Menteri Luar Negeri Korea Utara Menentang Desakan G7 untuk Denuklirisasi

Namun, juru bicara kantor kepresidenan Korsel, Kang Yu-jung, menegaskan pada Selasa bahwa Seoul tidak memiliki niat bermusuhan terhadap Pyongyang. Ia menyebut kerja sama dengan AS dilakukan semata-mata untuk melindungi kepentingan keamanan nasional.

Pengamat: Korea Utara Tidak Akan Berunding Tanpa Pengakuan sebagai Negara Nuklir

Menurut Hong Min, analis Korea Utara di Korea Institute for National Unification, pernyataan KCNA tersebut menunjukkan bahwa Pyongyang tetap enggan berdialog dengan Washington selama AS belum mengakui Korea Utara sebagai negara bersenjata nuklir.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menegaskan dirinya siap bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Keduanya bertemu tiga kali pada masa jabatan pertama Trump untuk merundingkan kesepakatan nuklir, tetapi gagal mencapai kesepakatan akhir.

Selanjutnya: IHSG Terkoreksi 0,65% ke 8.361, Top Losers LQ45 AADI, INCO dan BRPT, Selasa (18/11)

Menarik Dibaca: Hasil Australian Open 2025, 4 Ganda Indonesia Lolos ke Babak 16 Besar


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×