Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pasukan Korea Utara yang membantu Rusia menggagalkan serangan besar Ukraina di kawasan Kursk bagian barat kini memainkan peran penting dalam operasi pembersihan ranjau, menurut Kementerian Pertahanan Rusia pada Jumat (14/11).
Di bawah perjanjian pertahanan bersama, Korea Utara tahun lalu mengirim sekitar 14.000 tentara untuk bertempur bersama Rusia di Kursk, dan lebih dari 6.000 di antaranya dilaporkan tewas, menurut sumber-sumber Korea Selatan, Ukraina, dan Barat.
Pada Agustus 2024, pasukan Ukraina menerobos perbatasan dan menguasai sejumlah wilayah Kursk selama beberapa bulan. Presiden Rusia Vladimir Putin pada April lalu menyatakan bahwa Rusia berhasil mengusir pasukan Ukraina dengan bantuan signifikan dari tentara Korea Utara.
Baca Juga: Menteri Luar Negeri Korea Utara Menentang Desakan G7 untuk Denuklirisasi
Kolaborasi Militer Rusia–Korea Utara Semakin Menguat
Peran besar Korea Utara dalam operasi penjinakan ranjau semakin menegaskan upaya kedua negara memperdalam hubungan militer. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bulan lalu mengatakan bahwa kerja sama pertahanan dengan Rusia akan “terus berkembang tanpa henti.”
Video yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan pasukan Korea Utara menerima pelatihan tentang berbagai jenis ranjau, penggunaan alat deteksi, serta mengikuti latihan lapangan sambil menyanyikan lagu-lagu patriotik.
Seorang komandan Rusia dengan tanda panggilan “Veles” memuji kemampuan para prajurit Korea Utara.
“Mereka anak-anak yang hebat, belajar cepat, mendengarkan dengan saksama, dan mencatat,” katanya.
Komandan lain, “Lesnik,” mengatakan para tentara Korea Utara bekerja setara dengan para penyapu ranjau Rusia.
Kepadatan Ranjau “Belum Pernah Terlihat Sebelumnya”
Media militer Rusia Krasnaya Zvezda melaporkan bahwa pasukan penyapu ranjau Rusia dan Korea Utara menghadapi “kepadatan ranjau anti-tank dan anti-personel yang belum pernah terlihat sebelumnya” yang ditinggalkan pasukan Ukraina. Banyak perangkat tersebut disebutkan merupakan buatan negara-negara NATO.
Baca Juga: AS Sanksi Bankir yang Diduga Danai Program Nuklir Korea Utara
Di distrik Bolshesoldatsky, sebanyak 37 dari 64 permukiman masih tertutup bagi warga sipil karena bahaya ranjau.
Laporan itu juga menyebut bahwa para penyapu ranjau berada di bawah serangan artileri dan drone Ukraina ketika menjalankan tugas — sebuah klaim yang belum dapat diverifikasi secara independen oleh Reuters.
Kremlin: “Kami Tidak Akan Pernah Melupakan Bantuan Ini”
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyampaikan apresiasi mendalam atas bantuan Korea Utara.
“Kami sangat berterima kasih atas bantuan yang tanpa pamrih dan heroik ini. Kami tidak akan pernah melupakan bantuan tersebut,” ujarnya.
“Pekerjaan ini berlanjut. Ini berbahaya dan sulit, tetapi teman-teman kami dari Korea benar-benar membantu, dan kami sangat menghargainya,” tambahnya.













