Sumber: NDTV | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekitar 2.000 tentara Korea Utara yang dikerahkan untuk membantu Rusia dalam perang di Ukraina diperkirakan telah tewas, menurut laporan terbaru Dinas Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) pada Selasa (2/9), sebagaimana disampaikan oleh seorang anggota parlemen.
Menurut penjelasan anggota parlemen Lee Seong-kweun, NIS sebelumnya memperkirakan jumlah korban jiwa tentara Korea Utara pada April 2025 mencapai 600 orang. Namun, berdasarkan evaluasi terbaru, angka itu kini diperkirakan meningkat hingga 2.000 tentara.
“Berdasarkan penilaian yang diperbarui, jumlah korban jiwa diperkirakan sekitar 2.000,” ujar Lee usai menerima pengarahan dari badan intelijen tersebut.
Baca Juga: Kim Jong Un Beri Janji Hidup Indah bagi Keluarga Prajurit Gugur di Rusia
Ribuan Tentara Korea Utara Dikirim ke Rusia
Intelijen Korea Selatan dan Barat sebelumnya melaporkan bahwa lebih dari 10.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia pada 2024, sebagian besar ditempatkan di wilayah Kursk. Selain personel militer, Pyongyang juga memasok amunisi artileri, rudal, dan sistem roket jarak jauh.
Lee menambahkan, NIS meyakini bahwa Korea Utara berencana mengirim tambahan 6.000 tentara dan insinyur militer ke Rusia. Dari jumlah tersebut, sekitar 1.000 personel teknik tempur sudah tiba di lokasi.
Konfirmasi Pyongyang dan Respons Kim Jong Un
Korea Utara baru pada April 2025 secara resmi mengakui pengerahan pasukan untuk mendukung Rusia dalam perang di Ukraina. Pyongyang juga mengonfirmasi adanya tentara mereka yang gugur di medan perang.
Sejak itu, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un beberapa kali bertemu dengan keluarga prajurit yang tewas. Ia menyampaikan belasungkawa atas “penderitaan yang tak tertahankan” dan terlihat memberikan penghormatan kepada para prajurit yang gugur.
Baca Juga: Trump Ungkap Keinginan Bertemu Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un
Media pemerintah menayangkan gambar Kim memeluk seorang tentara yang kembali dari medan perang sambil menangis di dadanya, serta momen Kim berlutut di depan potret seorang prajurit gugur sambil meletakkan medali dan bunga.
Aliansi Militer Rusia–Korea Utara
Kerja sama militer ini semakin erat sejak Rusia dan Korea Utara menandatangani perjanjian pertahanan tahun lalu, termasuk klausul pertahanan bersama. Kesepakatan tersebut dibuat saat kunjungan langka Presiden Rusia Vladimir Putin ke Pyongyang.
Selain itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sebelumnya menyebut Korea Utara akan mengirim pembangun dan pasukan pembersih ranjau ke wilayah Kursk, menegaskan peran Pyongyang yang semakin dalam dalam mendukung operasi militer Moskow.