Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Ambisi Korea Selatan semakin sejalan dengan strategi AS membendung pengaruh militer China. Kepala Operasi Angkatan Laut AS, Admiral Daryl Caudle, menyebut China sebagai “ancaman utama” dan mengatakan kapal selam nuklir Korsel akan berperan penting bagi keseimbangan kekuatan di kawasan.
China sejauh ini merespons secara hati-hati, tetapi analis memperingatkan bahwa sikap itu bisa berubah cepat. Presiden Lee telah memberi tahu Presiden Xi Jinping bahwa kapal selam nuklir Korea Selatan bersifat defensif untuk menghadapi ancaman Korea Utara.
Sementara itu, Korea Utara menuduh rencana Seoul bisa memicu “efek domino nuklir” di wilayah tersebut.
Saat ini hanya enam negara, AS, Rusia, China, Inggris, Prancis, dan India, yang memiliki kapal selam bertenaga nuklir. Australia sedang membangun armada serupa melalui pakta AUKUS.
Baca Juga: Putin Kirim Peringatan ke Trump Pasca Ancaman Kapal Selam Nuklir: Berhati-hatilah
Korea Selatan sendiri sudah mempertimbangkan proyek ini sejak 1994, tetapi berbagai kendala teknis menahan kemajuan. Pada 2017, Presiden Moon Jae-in dikabarkan sempat mendapat dukungan pribadi dari Trump, namun ditolak sejumlah pejabat AS karena kekhawatiran proliferasi nuklir.
Meski demikian, Seoul terus mengembangkan kemampuan secara mandiri. Mantan kolonel Angkatan Laut Moon Keun-sik mengatakan desain dasar kapal selam nuklir telah selesai.
Menteri Pertahanan Ahn Gyu-back menyebut perakitan reaktor telah mencapai tahap signifikan dan Korsel menargetkan bisa membangun satu kapal dalam 10 tahun, dengan kebutuhan minimal empat kapal selam berbobot 5.000 ton.
Dokumen bersama Korsel-AS pada 14 November lalu menandai kesediaan Washington bekerja sama dalam pasokan bahan bakar nuklir. “Bukan sekadar persetujuan, tetapi kondisi untuk membangun kapal selam nuklir sudah siap, dan bahan bakar adalah bagian terakhirnya,” kata Ahn.
Baca Juga: Tersinggung Pernyataan Tangan Kanan Putin, Trump Kirim Kapal Selam Nuklir Dekat Rusia
Kementerian Pertahanan Korsel menegaskan pihaknya terus memperoleh teknologi pendukung pembangunan kapal selam nuklir, termasuk memastikan standar keselamatan tinggi.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan AS mendukung langkah Seoul untuk memperkuat peran dalam aliansi, termasuk melalui pengembangan kapal selam nuklir. Kesepakatan AUKUS juga dinilai menurunkan hambatan bagi Korea Selatan.
“Kereta ini sudah bergerak. Masih ada pintu yang harus dibuka, tetapi arah jalannya sudah jelas,” ujar mantan Wamenlu Korea Selatan Choi Jong Kun.













