kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.407.000   1.000   0,04%
  • USD/IDR 16.678   13,00   0,08%
  • IDX 8.656   15,78   0,18%
  • KOMPAS100 1.186   -3,94   -0,33%
  • LQ45 850   -3,97   -0,47%
  • ISSI 310   0,37   0,12%
  • IDX30 440   -0,03   -0,01%
  • IDXHIDIV20 513   0,40   0,08%
  • IDX80 133   -0,48   -0,36%
  • IDXV30 141   0,43   0,31%
  • IDXQ30 141   0,02   0,01%

Korsel Pacu Proyek Kapal Selam Nuklir, Asia Masuk Babak Baru Perlombaan Senjata


Jumat, 05 Desember 2025 / 10:34 WIB
Korsel Pacu Proyek Kapal Selam Nuklir, Asia Masuk Babak Baru Perlombaan Senjata
ILUSTRASI. Upacara peluncuran kapal selam serangan nuklir taktis baru, di Korea Utara, dalam gambar selebaran yang dirilis 8 September 2023. KCNA melalui REUTERS . AS restui Korea Selatan bangun kapal selam nuklir, berpotensi ubah peta keamanan Asia. Simak dampak pada China dan Jepang. 


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - SEOUL/WASHINGTON/TOKYO. Ambisi Korea Selatan membangun kapal selam bertenaga nuklir semakin menguat setelah mendapat restu Presiden AS Donald Trump. Dukungan ini mengakhiri puluhan tahun penolakan Washington dan berpotensi mengubah peta keamanan di Asia, sekaligus memicu perlombaan senjata bawah laut.

Selama bertahun-tahun Seoul ingin memiliki kapal selam nuklir untuk menghadapi ancaman Korea Utara. Restu Trump dianggap membuka akses terhadap pasokan bahan bakar nuklir sesuai perjanjian kedua negara.

Namun langkah cepat Seoul berpotensi membuat China gusar dan menekan Jepang untuk ikut mengembangkan kemampuan serupa.

“Submarine adalah sistem serang yang sangat efektif. Perlombaan senjata di kawasan tak terelakkan,” kata Choi Il, mantan kapten kapal selam Angkatan Laut Korsel. Pemerintah Korea Selatan menegaskan teknologi nuklir ini untuk propulsi, bukan senjata, dan tetap menghormati rezim non-proliferasi.

Baca Juga: Korut Kecam Rencana Pembuatan Kapal Selam Nuklir Korsel

Presiden Korsel Lee Jae Myung menyebut persetujuan itu sebagai pencapaian penting yang akan memperkuat fleksibilitas keamanan dan otonomi pertahanan negara.

Korea Utara mengklaim sedang mengembangkan kapal selam nuklirnya sendiri. Dalam publikasi Maret lalu, media negara itu menampilkan Kim Jong Un meninjau kapal selam bertenaga nuklir, meski tingkat kemajuannya masih diragukan. 

Sejumlah analis menduga Pyongyang mendapat dukungan teknologi dari Rusia, yang dibantah kedua negara meski mengakui peningkatan kerja sama pertahanan.

Di sisi lain, kapal selam nuklir dinilai penting untuk memantau kapal selam Korea Utara, termasuk yang membawa rudal balistik. “Kapal selam nuklir lebih cepat dan bisa menyelam jauh lebih lama,” kata anggota parlemen sekaligus pakar pertahanan, Yu Yong-weon.

Langkah Seoul diperkirakan bisa memaksa Jepang meninjau ulang sikapnya. Tokyo disebut terkejut mendengar kabar restu Trump, dan khawatir Korsel akan mendahului Jepang jika AS mulai membuka dukungan untuk proyek semacam itu. 

Baca Juga: Trump Kerahkan Kapal Selam Nuklir Usai Perang Kata-Kata dengan Pejabat Rusia

Menteri Pertahanan Jepang Shinjiro Koizumi sempat menyebut opsi teknologi nuklir bukan hal yang tertutup, meski belum ada studi resmi.

Kapal selam diesel Jepang efektif di perairan dangkal, tetapi kemampuan nuklir akan memperluas operasi hingga Pasifik dan membuka peluang kemampuan serangan balasan jarak jauh.

Bagian dari Strategi AS Hadapi China

Ambisi Korea Selatan semakin sejalan dengan strategi AS membendung pengaruh militer China. Kepala Operasi Angkatan Laut AS, Admiral Daryl Caudle, menyebut China sebagai “ancaman utama” dan mengatakan kapal selam nuklir Korsel akan berperan penting bagi keseimbangan kekuatan di kawasan.

China sejauh ini merespons secara hati-hati, tetapi analis memperingatkan bahwa sikap itu bisa berubah cepat. Presiden Lee telah memberi tahu Presiden Xi Jinping bahwa kapal selam nuklir Korea Selatan bersifat defensif untuk menghadapi ancaman Korea Utara.

Sementara itu, Korea Utara menuduh rencana Seoul bisa memicu “efek domino nuklir” di wilayah tersebut.

Saat ini hanya enam negara, AS, Rusia, China, Inggris, Prancis, dan India, yang memiliki kapal selam bertenaga nuklir. Australia sedang membangun armada serupa melalui pakta AUKUS.

Baca Juga: Putin Kirim Peringatan ke Trump Pasca Ancaman Kapal Selam Nuklir: Berhati-hatilah

Korea Selatan sendiri sudah mempertimbangkan proyek ini sejak 1994, tetapi berbagai kendala teknis menahan kemajuan. Pada 2017, Presiden Moon Jae-in dikabarkan sempat mendapat dukungan pribadi dari Trump, namun ditolak sejumlah pejabat AS karena kekhawatiran proliferasi nuklir.

Meski demikian, Seoul terus mengembangkan kemampuan secara mandiri. Mantan kolonel Angkatan Laut Moon Keun-sik mengatakan desain dasar kapal selam nuklir telah selesai. 

Menteri Pertahanan Ahn Gyu-back menyebut perakitan reaktor telah mencapai tahap signifikan dan Korsel menargetkan bisa membangun satu kapal dalam 10 tahun, dengan kebutuhan minimal empat kapal selam berbobot 5.000 ton.

Dokumen bersama Korsel-AS pada 14 November lalu menandai kesediaan Washington bekerja sama dalam pasokan bahan bakar nuklir. “Bukan sekadar persetujuan, tetapi kondisi untuk membangun kapal selam nuklir sudah siap, dan bahan bakar adalah bagian terakhirnya,” kata Ahn.

Baca Juga: Tersinggung Pernyataan Tangan Kanan Putin, Trump Kirim Kapal Selam Nuklir Dekat Rusia

Kementerian Pertahanan Korsel menegaskan pihaknya terus memperoleh teknologi pendukung pembangunan kapal selam nuklir, termasuk memastikan standar keselamatan tinggi.

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan AS mendukung langkah Seoul untuk memperkuat peran dalam aliansi, termasuk melalui pengembangan kapal selam nuklir. Kesepakatan AUKUS juga dinilai menurunkan hambatan bagi Korea Selatan.

“Kereta ini sudah bergerak. Masih ada pintu yang harus dibuka, tetapi arah jalannya sudah jelas,” ujar mantan Wamenlu Korea Selatan Choi Jong Kun.

Selanjutnya: KPK Periksa Anak Gubernur Kalbar Terkait Dugaan Korupsi Jalan Mempawah

Menarik Dibaca: Rekening Bersama Pasangan Apa Penting untuk Keuangan Keluarga? Ini Jawabannya




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×