Sumber: South China Morning Post,Channel News Asia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Rancangan aturan itu mencatat ada lebih dari 2.000 spesies satwa liar yang dilindungi di Tiongkok.
Proposal Shenzhen mengikuti keputusan pemerintah pusat pada hari Senin untuk larangan langsung dalam perdagangan dan konsumsi hewan liar, setelah disuspensi awal pada bulan Januari.
Baca Juga: Kisah dramatis bagaimana kasus virus corona meledak di gereja dan rumah sakit Korsel
Mengutip South China Morning Post, Shenzhen, yang merupakan kota pusat teknologi di perbatasan Hong Kong, mengatakan mereka yang melanggar peraturan akan didenda hingga 20.000 yuan (lebih dari US$ 2.800). Laporan itu juga mengatakan bahwa memakan hewan ternak yang tidak muncul dalam daftar putih (white list) juga akan dilarang karena akan terlalu sulit untuk mengetahui apakah daging itu merupakan hasil budidaya atau diburu.
Baca Juga: Taiwan meningkatkan tingkat respons epidemi ke level tertinggi virus corona
Meski demikian, dalam peraturan baru tersebut, penggunaan hewan liar untuk tujuan ilmiah dan medis masih tetap diperbolehkan. Akan tetapi aturan itu tetap menekankan bahwa pengelolaan fasilitas tersebut perlu diperkuat.