Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Kremlin menyatakan pada hari Senin bahwa tidak ada negara yang bisa dianggap kebal terhadap ancaman terorisme, terutama setelah serangan mematikan yang terjadi di sebuah gedung konser pada hari Jumat di Moskow, yang merupakan serangan terburuk di Rusia dalam dua dekade terakhir.
Serangan itu terjadi di Balai Kota Crocus, di mana empat pria menyerbu dan menembaki orang-orang sebelum membakar aula yang dapat menampung 6.200 kursi, menyebabkan kematian sedikitnya 137 orang dan melukai 182 lainnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menegaskan bahwa pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut akan dihukum, dengan 11 orang telah ditahan dan empat lainnya sedang dalam perjalanan ke Ukraina.
Baca Juga: Putin Setujui UU Perampasan Aset Bagi Para Pengkritik Kebijakan Militer
Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, menegaskan bahwa saat ini tidak pantas untuk berspekulasi tentang klaim tanggung jawab dari kelompok seperti ISIS, karena penyelidikan masih berlangsung.
Dalam menghadapi pertanyaan apakah serangan tersebut menunjukkan kegagalan dari layanan keamanan, Peskov menegaskan bahwa sementara emosinya memuncak, kenyataannya adalah tidak ada negara yang benar-benar terlindungi dari ancaman terorisme.
Peskov menyoroti upaya tanpa henti dari layanan keamanan dalam melindungi Rusia dari ancaman terorisme, namun ia juga mengakui bahwa kerja sama internasional dalam melawan terorisme saat ini belum optimal.
Baca Juga: Kremlin: Ada AS dan Inggris di Balik Insiden Nord Stream
Dinas Keamanan Federal (FSB), sebagai penerus utama dari KGB era Soviet, memainkan peran kunci dalam menjaga keamanan negara. Dipimpin oleh Alexander Bortnikov sejak 2008, FSB bertanggung jawab atas penyelidikan setelah serangan tersebut terjadi.