Reporter: Sam Cahyadi, Bloomberg, Reuters | Editor: Edy Can
ATHENA. Krisis utang Eropa kembali memanas. Setelah Finlandia, kini giliran Austria, Belanda, dan Slovakia meminta adanya jaminan atas dana yang mereka pinjamkan untuk dana talangan € 109 miliar kepada Yunani, bulan lalu.
Seorang pejabat Yunani yang enggan disebutkan namanya mengatakan, permintaan jaminan tersebut bisa membatalkan paket penyelamatan Yunani yang sudah mereka sepakati.
Beberapa analis mengatakan, meskipun ketiga negara itu berdalih, permintaan tersebut sama dengan yang diminta negara Zona Euro lain, hal ini menjadi tanda-tanda adanya gejolak baru di Uni Eropa atas kondisi Yunani yang dinilai meragukan. "Jika Anda ingin memberikan pinjaman untuk menyelamatkan Yunani, Anda seharusnya tidak melawan kesepakatan ini. Itu sama saja merusak kredibilitas paket penyelamatan," kritik Marco Valli, Kepala Ekonomi Zona Euro UniCredit, Jumat (19/8).
Belanda, Austria, Slovakia, dan Finlandia memiliki porsi pinjaman sekitar 11% dari keseluruhan dana talangan Zona Euro ke Yunani yang mencapai € 109 miliar.
Seorang pejabat senior Pemerintah Yunani mengatakan, Athena tidak berbicara tentang rencana jaminan dengan negara-negara selain Finlandia. "Kami tidak akan membicarakan hal ini. Pembicaraan semacam itu akan membatalkan seluruh kesepakatan dana talangan," kata pejabat yang juga meminta identitasnya dirahasiakan.
Sebelumnya, dalam pembicaraan bilateral dengan Yunani, Finlandia meminta jaminan atas pinjaman berupa dana talangan. Yunani pun bersepakat.
Namun, Menteri Keuangan Yunani, Evangelos Venizelos mengatakan, kesepakatan antara Finlandia dan Yunani harus disetujui seluruh negara Zona Euro. "Rencana yang kita sepakati dalam diskusi tunduk pada persetujuan seluruh negara anggota Zona Euro," ujarnya.
Risiko masih besar
Theodore Krintas, Head of Wealth Management Attica Bank di Yunani mengatakan, semakin banyaknya negara Zona Euro yang meminta jaminan atas kontribusi mereka pada dana paket penyelamatan kedua Yunani, dana yang tersedia menjadi semakin kecil. "Keberhasilan paket penyelamatan kedua semakin sulit," tegas Krintas.
Menteri Keuangan Finlandia, Jutta Urpilainen mengatakan, pihaknya tidak menolak jika ada negara lain yang ingin bergabung dalam kesepakatan yang dibuat bersama Yunani. "Tapi, harus disetujui seluruh Zona euro," katanya.
Deputi Gubernur Bank Sentral Swedia, Lars Nyberg mengatakan, muncul risiko besar, yakni para pemimpin Eropa tidak bisa menghentikan krisis utang di negara-negara Zona Euro.
Menurut dia, jika para pemimpin Eropa kesulitan mengatasi masalah kecil seperti di Yunani, apa yang akan terjadi jika mereka harus menyelesaikan masalah di Spanyol atau Italia. "Saya pikir ini pertanyaan yang wajar dari pasar," tandas Nyberg.