Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi
Secara total, film berdurasi 117 menit itu berhasil meraup pendapatan kotor mencapai US$ 456,06 juta selama tayang di bioskop di seluruh dunia. Dengan penjualan sebesar itu, film 300 masuk daftar film terlaris ke-24 dalam sejarah box office.
Tull menyebut, film 300 yang menjadi titik awal kesuksesan kariernya di dunia perfilman kelas dunia. Dalam wawancaranya dengan Hamilton College, Tull menyebut kesuksesan film garapannya bermula ketika dirinya menempatkan diri sebagai penonton dan maniak film.
Tull sendiri memang maniak komik dan juga penggila gim sejak kecil. Oleh karena itu, dalam proses penggarapan film, Tull terkenal detil dan perfeksionis.
Semisal film 300, Tull mengakui bahwa film tersebut berasal dari komik favoritnya yang dirilis tahun 1998 dengan judul yang sama oleh Frank Miller dan Lynn Varley. Bahkan, pada 2014 lalu, Legendary juga merilis sekuel dari film ini dengan judul Rise of an Empire.
Meski tidak sesukses film pendahulunya dan menuai kritik, Rise of an Empire mendapatkan pendapatan kotor mencapai US$ 337 juta di seluruh dunia. Angka ini tiga kali lipat dari bujet produksi sebesar US$ 110 juta.
Tull mengaku Legendary lebih fokus pada proyek film komersial yang memiliki pangsa pasar luas. Ia memastikan film produksinya memiliki unsur cerita menonjol agar laris manis di pasaran.
Selain film 300, Tull juga terkenal sukses dari sederet film box office semisal Watchmen, Superman, dan Clash of the Titans. Tak berhenti di Hollywood, Tull menapaki pasar film China dengan menjual sebagian saham Legendary ke miliarder Wang Jianlin, pemilik konglomerasi Dalian Wanda Group.
(Bersambung)