Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Tri Adi
Bisnis game Beijing Kunlun Tech (Kunlun) membesar, salah satunya, berkat game popular Angry Birds. Awal mula game yang dibuat perusahaan asal Finlandia tersebut bergabung dengan Kunlun berawal dari kontak pemilik Angry Birds secara personal ke Zhou Yahui.
Sang pemilik Angry Birds yakni Rovio tengah mencari mitra strategis untuk memperluas game di Asia. Nah, Kunlun sangat terkenal sebagai distributor dan pengembang permainan online di pasar Asia, khususnya China. Inilah yang membuat, Rovio memilih Kunlun untuk mendistribusikan Angry Birds di pasar Asia.
Sebelumnya, Rovio telah bekerja sama dengan perusahaan game asal China namun kerja sama ini tak berjalan mulus. Jauh-jauh datang dari Finlandia, Chief Executive Officer (CEO) Rovio, Pekka Rantala langsung menawarkan jalinan kemitraan ke Yahui di bawah bendera Kunlun.
Tawaran bermitra langsung disambut dengan tangan terbuka oleh Yahui. Milioner muda ini menilai, Angry Birds telah memiliki brand kuat di China. Kunlun dan Rovio kemudian memproduksi konten lokal eksklusif untuk permainan Angry Birds. Kehadiran Angry Birds meningkatkan jangkauan pasar Kunlun sebagai distributor dan pengembang permainan online.
Satu tahun sebelum memiliki Angry Birds, Supercell pemilik Clash of Clans bekerja sama dengan Kunlun dalam memasarkan permainan online. Beijing Kunlun Tech mendistribusikan permainan online milik Supercell yang amat digemari sampai saat ini seperti Clash of Clans, Hay Day, Boom Beach dan Cash Royale.
Pengembang permainan online milik Yahui ini pernah dikabarkan akan mengakuisisi pengembang game ponsel Supercell. Bahkan, Yahui pernah melakukan komunikasi dengan SoftBank Global Ventures sebagai pemodal dalam pengembangan usaha Supercell. Sayangnya, rencana itu batal karena Supercell memilih perusahaan China lain yakni Tencent.
Meski batal mengakuisisi game ponsel Supercell, namun Kunlun tetap menjadi pengendali bisnis Clash of Clans di Asia khususnya China. Yahui terus membuka peluang kerja sama dengan banyak para pengembang game . Ia mengaku akan terus berburu pengembang game lain yang dapat bekerja sama dengannya.
Makanya, pria yang pernah merintis bisnis sosial media ini terbilang rajin tampil dalam acara global. Baru-baru ini ia menghadiri pertemuan mitra bisnisnya yakni Facebook di San Francisco, Amerika Serikat (AS) yang juga dihadiri oleh Apple dan Google.
Dalam acara tersebut, Yahui mengatakan bahwa perusahaannya tengah mendapat perhatian besar dari seluruh dunia. Terlebih, setelah Kunlun mengakuisisi Opera dan Grindr.
Ia mengatakan, pilihan mengakuisisi perusahaan tersebut bukan sekadar mencari sensasi. Perhitungan bisnisnya jelas, Kunlun ingin merambah pasar Amerika dan Eropa yang bisa didapat dari akuisisi Opera dan Grindr.
Kini, Kunlum telah menjadi perusahaan komplet, tidak hanya menguasai bisnis game online tapi juga lini bisnis jaringan internet seperti sosial media, server, video streaming dan juga teknologi keuangan.
Meski telah merajai pasar game dunia, Yahui tidak lantas cepat berpuas diri. Ia mengingatkan kepada 1.000 karyawannya saat ini untuk terus menciptakan hal baru dari sebuah game . Salah satu resep yang ditanam Yahui untuk pegawai Kunlun adalah menciptakan game yang mampu membuat pemainnya bahagia saat bermain. Sehingga, minat bermain game tidak akan lenyap. Selain itu, game harus mampu menjadi penyeimbang dalam kehidupan.
(Bersambung)