Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Uni Eropa, mitra ekonomi penting lainnya bagi Vietnam, tidak memberikan komentar menjelang kunjungan tersebut.
Namun, pada bulan lalu mereka menyatakan ketidakpuasannya atas keputusan Hanoi untuk menunda pertemuan dengan utusan Uni Eropa mengenai sanksi Rusia.
Uni Eropa menilai, penundaan terkait dengan persiapan kunjungan Putin ke Hanoi.
"Dari sudut pandang Hanoi, kunjungan ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Vietnam menjalankan kebijakan luar negeri yang seimbang dan tidak memihak salah satu negara besar,” kata Ian Storey, peneliti senior di ISEAS-Yusof Ishak Institute yang berbasis di Singapura.
Kerjasama di bidang energi dan senjata
Dalam kunjungan kenegaraan pertamanya ke Vietnam sejak tahun 2017 dan yang kelima secara total, Putin diperkirakan akan mengumumkan perjanjian di berbagai sektor.
Menurut dua pejabat kepada Reuters, ini termasuk perdagangan, investasi, teknologi dan pendidikan, meskipun hal tersebut dapat berubah.
Namun, diskusi dengan para pemimpin Vietnam kemungkinan besar akan fokus pada isu-isu yang lebih sensitif.
Para pejabat tersebut menolak untuk diidentifikasi karena masalah tersebut tidak bersifat publik.
Perundingan tersebut akan mencakup persenjataan, yang mana Rusia secara historis merupakan pemasok utama Vietnam.
Kemudian, ada pula perundingan di sektor energi, dengan perusahaan-perusahaan Rusia yang beroperasi di ladang gas dan minyak Vietnam di wilayah Laut China Selatan yang diklaim oleh Tiongkok.
Baca Juga: Rusia Sebut Putin Tak Akan Tewas dalam Kecelakaan Pesawat, Ini Alasannya
Ada pula perundingan dalam sektor pembayaran, karena kedua negara kesulitan melakukan transaksi akibat sanksi AS terhadap bank-bank Rusia.
Tidak jelas apakah pengumuman mengenai topik ini akan dilakukan.
“Permasalahan utama berkaitan dengan memperkuat hubungan ekonomi dan komersial, termasuk penjualan senjata,” kata Carl Thayer, pakar senior keamanan Vietnam di Akademi Angkatan Pertahanan Australia di Canberra.
Dia menambahkan, Putin dan para pemimpin Vietnam kemungkinan akan sepakat untuk melakukan transaksi mata uang rubel-dong melalui sistem perbankan untuk memungkinkan pembayaran barang dan jasa.