kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kunjungi Taiwan, China peringatkan Amerika Serikat untuk tidak bermain api


Rabu, 12 Agustus 2020 / 20:55 WIB
Kunjungi Taiwan, China peringatkan Amerika Serikat untuk tidak bermain api
ILUSTRASI. Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat (AS) Alex Azar mengenakan masker saat menghadiri pertemuan dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di Kantor Kepresidenan di Taipei, Taiwan, 10 Agustus 2020.


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - TAIPEI. China memperingatkan Washington untuk tidak "bermain api" saat delegasi Amerika Serikat menyelesaikan perjalanan bersejarah ke Taiwan, yang Beijing klaim sebagai wilayah mereka.

Beijing geram dengan kunjungan pejabat tertinggi negeri uak Sam dalam beberapa dekade terakhir ke Taiwan, ketika hubungan AS-China jatuh ke rekor terendah karena berbagai masalah, mulai dari perdagangan hingga militer dan pandemi virus corona baru.

Menteri Kesehatan AS Alex Azar menyelesaikan kunjungan tiga hari ke Taiwan, di mana dia mengkritik penanganan pandemi oleh China dan mengunjungi kuil mantan Presiden Taiwan yang dibenci oleh kepemimpinan Partai Komunis Tiongkok.

Baca Juga: Berhasil dilacak oleh rudal anti pesawat, Taiwan usir jet tempur China

Beijing mengecam kunjungan itu dan mengatakan, China "dengan tegas menentang pertukaran resmi antara AS dan Taiwan dengan dalih apa pun".

"Mengenai masalah yang melibatkan kepentingan inti China, beberapa orang di AS tidak boleh menyembunyikan ilusi, mereka yang bermain api akan terbakar," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian, Rabu (12/8), seperti dikutip Channel News Asia.

"Saya juga ingin mengingatkan pihak berwenang Taiwan untuk tidak tunduk pada orang lain, mengandalkan dukungan orang asing, dan bertekad mengejar kemerdekaan, yang merupakan jalan buntu," tegas Zhao.

Baca Juga: Taiwan beritahu AS, China mau mengubahnya jadi Hong Kong berikutnya

Warisan demokrasi




TERBARU

[X]
×