kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kurang stres anak, China kurangi PR sekolah dan kegiatan bimbel yang berlebihan


Minggu, 24 Oktober 2021 / 12:47 WIB
Kurang stres anak, China kurangi PR sekolah dan kegiatan bimbel yang berlebihan
ILUSTRASI. China mengurangi stres pada anak akibat pekerjaan rumah (PR) dan bimbingan belajar yang berlebihan.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - CHINA. China telah mengesahkan undang-undang (UU) pendidikan untuk mengurangi stres anak akibat pekerjaan rumah (PR) dan bimbingan belajar yang berlebihan.  

Langkah terbaru disahkan pada Sabtu (23/10), oleh Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional, badan legislatif di negara itu. Rincian lengkap dari UU tersebut belum dipublikasikan. Tetapi laporan media menunjukkan bahwa aturan tersebut mendorong orangtua untuk mengajarkan nilai moral, perkembangan intelektual, dan kebiasaan sosial bagi anak-anak mereka.

Dilansir dari BBC, Minggu (24/10), orangtua diminta untuk memastikan anak-anak mereka memiliki waktu yang wajar untuk istirahat dan berolahraga, dan tidak menghabiskan terlalu banyak untuk bermain internet. 

Pada bulan Agustus lalu, China melarang ujian tertulis untuk anak usia enam dan tujuh tahun. Saat itu, pejabat memperingatkan bahwa kesehatan fisik dan mental siswa-siswi adalah hal yang utama. 

Baca Juga: Industri baja China menyesuaikan produksi sembari menjaga harga agar tetap stabil

Pada tahun lalu,  negara bagian juga telah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk mengurangi kecanduan anak-anak terhadap internet dan budaya populer.

Pemerintah daerah akan bertanggung jawab untuk pelaksanaannya, seperti menyediakan dana untuk pengayaan kegiatan ekstra kurikuler.

Undang-undang tersebut mendapat reaksi beragam di situs media sosial Weibo, dengan beberapa pengguna memuji upaya untuk mengasuh anak dengan baik. Sementara yang lain mempertanyakan apakah otoritas setempat atau orang tua itu sendiri yang akan melakukan tugas itu.

"Saya bekerja 996 [dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam, enam hari seminggu], dan ketika saya pulang malam saya masih harus mengajarkan pendidikan keluarga?" tanya seorang pengguna, dikutip surat kabar South China Morning Post. "Anda tidak dapat mengeksploitasi para pekerja dan masih meminta mereka untuk memiliki anak."

Pada bulan Juli lalu, China melucuti perusahaan bimbingan online yang beroperasi di negara itu. Alasannya, perusahaan tersebut berupaya mencari keuntungan sebesar-besarnya dari kegiatan kursus tersebut 

Akibatnya, China mengeluarkan aturan untuk membatasi investasi asing di industri bimbel tersebut. Hal ini mengganggu bisnis bimbingan belajar swasta yang bernilai sekitar US$ 120 miliar. 

Pada saat itu, langkah tersebut dipandang sebagai upaya pihak berwenang untuk meringankan tekanan keuangan dalam membesarkan anak-anak, setelah China mencatat rekor angka kelahiran yang rendah.

Ketimpangan pendidikan di China juga menjadi masalah. Orang tua yang lebih kaya rela menghabiskan ribuan dolar untuk memasukkan anak-anak mereka ke sekolah unggulan.

Selanjutnya: China: Semua tuduhan pelanggaran HAM pada Uighur bermuatan politis




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×