Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Sejumlah negara di Asia telah bersepakat untuk mempertimbangkan mata uang yuan dan yen dalam currency swap untuk mengurangi ketergantungan pada dolar Amerika di tengah upaya untuk menghadapi potensi krisis keuangan.
Dikutip Reuters dari Nikkei, kesepakatan dalam penambahan mata uang lokal ke dalam currency swap atau yang dikenal sebagai inisiatif Chiang Mai ini disepakati oleh sejumlah menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara ASEAN ditambah Jepang, China, Korea Selatan.
Langkah seperti ini diyakini akan membantu mengurangi kekhawatiran dari sejumlah negara Asia atas ketergantungan pengaturan swap pada dolar. Hal ini juga akan membangun penyangga yang lebih kuat untuk pertumbuhan ekonomi baru di kawasan ini, yang rentan terhadap gejolak pasar yang disebabkan oleh pergeseran kebijakan moneter AS dan bank sentral utama lainnya.
Menteri Keuangan Jepang Taro Aso mengatakan bahwa sangat penting bagi setiap negara untuk dapat memilih mata uang yang mereka inginkan dalam sebuah perjanjian dengan negara lain.
Sementara Deputi Gubernur People's Bank of China, Chen Yulu mengatakan bahwa penggunaan mata uang lokal akan lebih menyebarkan risiko ketimbang hanya mengandalkan mata uang tunggal untuk pengaturan swap.
Beijing sendiri telah mempromosikan yuan untuk urusan perdagangan, tetapi penggunaan mata uang yang lebih luas mengalami kendala karena tidak sepenuhnya dapat dikonversi ke mata uang lain.
Para pengambil kebijakan di bidang keuangan yang berasal dari Jepang, Cina, Korea Selatan dan ASEAN, atau dikenal sebagai ASEAN +3 sendiri melakukan pertemuan di Fiji pada sela-sela pertemuan tahunan Bank Pembangunan Asia.