Sumber: The Edge Malaysia | Editor: Markus Sumartomjon
KUALA LUMPUR. Meski pendapatan AirAsia Bhd di kuartal ketiga tahun ini menandak naik, pertumbuhan profit justru malah amblas. Dalam paparan kinerja kuartal ketiga, pendapatan AirAsia sebetulnya tumbuh cukup lumayan mendekati 10% ketimbang periode sebelumnya. Dari 980 juta ringgit menjadi 1,1 miliar ringgit. Tapi keuntungan di periode ini justru malah ambrol 43% menjadi 428 juta ringgit. Padahal profit di periode sebelumnya mencapai 750 juta ringgit.
Penyebabnya beban operasional maskapai penerbangan murah ini membengkak. Terutama dari biaya bahan bakar (avtur) dan tenaga kerja. AirAsia mencatat beban dari bahan bakar memakan dana hingga 421 juta ringgit untuk beli bahan bakar pesawat. Sedangkan di awal periode, pengeluarkan AirAsia baru sebesar 290 juta ringgit.
Biaya tenaga kerja juga melonjak. Dari 91 juta ringgit menggelembung jadi 126 juta ringgit.
Sebetulnya AirAsia sudah mengantisipasi lonjakan biaya bahan bakar ini. Salah satu opsinya adalah membeli pesawat yang hemat bahan bakar. Seperti pemakaian model terbaru Boeing 737 di Indonesia. “Kami tetap optimis, kinerja AirAsia hingga tutup tahun ini tetap positif,” tutur CEO AirAsia Tony Fernandes.