Reporter: Ferrika Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Citigroup Inc mencatatkan lonjakan laba bersih pada kuartal II-2021 sebesar US$ 6,2 miliar. Realisasi itu meningkat lebih dari lima kali lipat jika dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 1,1 miliar.
Sayangnya, kenaikan laba tidak sejalan dengan pendapatan yang dicetak perusahaan. Tercatat, pendapatan Citi turun 12% menjadi US$ 17,5 miliar di akhir Juni 2021 lalu.
CEO Citi Jane Fraser mengatakan, peningkatan laba tersebut berkat biaya kredit yang lebih rendah. Itu membuat laba per saham Citi meningkat menjadi US$ 2,85.
"Hal ini mencerminkan pertumbuhan laba bersih, serta sedikit penurunan pada saham yang beredar," jelas Fraser, dikutip dari keterangan resmi yang dikutip Kontan.co.id, Rabu (21/7).
Selain itu, laju pemulihan global juga melebih ekspetasi karena didorong kepercayaan konsumen sehingga kinerja ikut terangkat. Secara keseluruhan, tercermin dalam kinerja investasi dan ekuitas perusahaan dan pengeluaran kartu kredit.
Baca Juga: Bisnis wealth management moncer, UBS kantongi laba US$ 2,01 miliar di kuartal II-2021
Meskipun perusahaan harus mewaspadai ketidakmerataan pemulihan global, perusahaan tetap optimistis dengan momentum ke depan.
“Selama paruh pertama tahun ini, kami mengembalikan hampir US$ 7 miliar modal kepada pemegang saham kami, jumlah terbesar yang diizinkan oleh Federal Reserve," ungkapnya.
Guna mendukung bisnis ke depan, Citi akan melakukan penyegaran pada lini usaha ritel dan institusi. Tujuannya untuk meningkatkan imbal hasil serta menutup kesenjangan dengan bank lain.
"Kami menetapkan modernisasi bank, dan ingin mencapai keunggulan dari sisi pengendalian risiko, operasional dan layanan kepada nasabah," pungkas Fraser.
