Sumber: CNBC |
NEW YORK. Laba Goldman Sachs Group di kuartal dua 2013 melonjak dua kali lipat atau melesat jauh dari perkiraan Wall Street. Bahkan margin yang diraup cukup lebar. Kinerja tersebut berasal dari investasi modal dan bisnis underwriting.
Laba bersih Goldman paruh pertama tahun ini meningkat jadi US$1,86 miliar atau setara dengan US$3,70 per saham. Di periode yang sama tahun sebelumnya, keuntungan Goldman hanya US$927 juta atau US$1,78 per saham.
Sebelumnya, analis yakin laba Goldman hanya US$2,82 per efek. Saham perusahaan langsung melesat di transaksi pre-market.
Pendapatan yang berasal dari transaksi fixed income, currency, and commodities (FCC) meningkat 12% menjadi US$2,46 miliar, pertumbuhan ini sejalan dengan yang dicapai para klien sekaligus nasabah Goldman. Secara total, pendapatan bersih bank investasi yang berbasis di Amerika Serikat (AS) ini naik 30% menjadi US$ 8,61 miliar.
Unit investasi dan penyaluran kredit, yang bersumber dari modal perusahaan sendiri, menyumbang pemasukan sebesar US$1,42 miliar di kuartal ini. Naik dari US$203 juta di tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh pendapatan dari jasa penerbitan surat utang dan penyaluran pinjaman yang naik tiga kali lipat.
Pasar obligasi masih menjadi penentu hidup Goldman Sachs sejak beberapa dekade lalu. Bahkan setengah pendapatan bank berasal dari segmen ini dalam beberapa dekade terakhir saat mencapai kinerja terbaik.
Meskipun demikian, unit perdagangan dan investasi Goldman saat ini masih terus mengalami perubahan. Pemicu utamanya adalah kebijakan pemerintah yang memperketat bisnis ini dan membuat biaya operasional jauh lebih mahal.
Goldman berhasil mempertahankan ROE (Return of Equity) di level 10,5% atau di atas prediksi analis sebesar 8%. Nilai 10% ini nihitung oleh para analisis cukup impas untuk menutup biaya modal bank.
Secara keseluruhan, pendapatan investasi bank meningkat 29% menjadi US$1,55 miliar, terbantu oleh peningkatan pendapatan underwriting sebesar 45%.
“Perbaikan kondisi ekonomi AS mendorong keberanian para klien mengambil aksi. Hal ini tentu menjadi sinyal baik”, kata analis sekaligus Chief Executive Lloyd Blankfein (16/7).
Ke depan, nasib Goldman diperkirakan masih akan sama bank investasi lainnya seperti JPMorgan Chase dan Citigroup, di mana fee dari pasar fixed income meningkat seiring ramainya aktivitas nasabah di kuartal ini.