Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Raksasa manajemen aset global BlackRock Inc. melaporkan kenaikan laba pada kuartal III 2025, seiring reli pasar keuangan dunia yang mendorong peningkatan pendapatan biaya dan menambah nilai aset kelolaan (assets under management/AUM) perusahaan ke rekor tertinggi US$13,46 triliun.
Kinerja positif ini didorong oleh penguatan ekonomi Amerika Serikat, di mana belanja konsumen yang tetap tangguh meski biaya pinjaman meningkat berhasil menjaga momentum pertumbuhan.
Kondisi ini mendorong pasar saham naik dan menarik kembali aliran dana investor ke strategi indeks berbiaya rendah yang menjadi andalan BlackRock.
Pemangkasan Suku Bunga Dorong Arus Masuk ke ETF Obligasi
Perlambatan pasar tenaga kerja dan moderasi inflasi mendorong Federal Reserve memangkas suku bunga acuannya pada September — penurunan pertama di tahun ini.
Baca Juga: BlackRock Tambah Aset Kripto Rp360 Triliun dalam Tiga Bulan, Ethereum Jadi Primadona
Ekspektasi akan adanya pelonggaran lanjutan pada 2025 semakin memperkuat minat investor terhadap produk exchange-traded funds (ETF) berbasis obligasi milik BlackRock.
Lonjakan arus dana masuk ke ETF pendapatan tetap ini membantu perusahaan mengimbangi penurunan pendapatan dari biaya kinerja (performance fees) serta kenaikan biaya operasional akibat akuisisi manajer aset alternatif HPS Investment Partners.
Aset Kelolaan Tembus US$13,46 Triliun
Total aset kelolaan BlackRock meningkat menjadi US$13,46 triliun pada akhir kuartal III, naik signifikan dari US$11,48 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Aliran dana bersih jangka panjang mencapai sekitar US$171 miliar, dipimpin oleh kinerja kuat dari bisnis ETF yang tetap menjadi penggerak utama pertumbuhan organik perusahaan.
Baca Juga: BlackRock Tambah Investasi Lebih dari US$1 Miliar ke Bitcoin dan Ethereum
Laba Bersih dan Pendapatan Per Saham Naik
Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 30 September, laba bersih disesuaikan (adjusted earnings) BlackRock tercatat sebesar US$1,91 miliar, atau US$11,55 per saham, naik dari US$1,72 miliar, atau US$11,46 per saham pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kinerja tersebut menunjukkan ketahanan bisnis BlackRock di tengah kondisi ekonomi global yang dinamis, serta efektivitas strategi diversifikasi produk dan ekspansi ke sektor investasi alternatif.