kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   -909,31   -100.00%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba perusahaan energi global membaik seiring kenaikan harga minyak mentah


Minggu, 01 Agustus 2021 / 18:34 WIB
Laba perusahaan energi global membaik seiring kenaikan harga minyak mentah


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja perusahaan-perusahaan oil dan gas global membaik pada kuartal II 2021. Dua raksasa minyak Amerika Serikat (AS), Exxon Mobil dan Chevron melaporkan pertumbuhan laba melampaui perkiraan analis didorong kenaikan harga minyak. 

Exxon Mobil membukukan laba kuartalan tertinggi dalam lebih dari setahun terakhir. Selain didorong kenaikan harga minyak, laba perusahaan ini juga terangkat karena peningkatan pendapatan bisnis bahan kimia.

Laba bersih Exxon Mobil pada kuartal II mencapai US$ 4,69 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan ini mencatatkan kerugian $ 1,08 miliar tahun lalu. "Momentum positif berlanjut selama kuartal kedua di semua bisnis kami karena pemulihan ekonomi global meningkatkan permintaan untuk produk kami," kata Chief Executive Exxon Mobil Darren Woods seperti dilansir dari Reuters, Minggu (1/8).

Exxon mencatatkan laba per saaham US$1,10 per saham pada kuartal kedua, mengalahkan ekspektasi pasar sebesar 99 sen. Pendapatan dari bisnis bahan kimia dan plastik naik hampir lima kali lipat dari tahun lalu ke rekor US$2,32 miliar karena margin meningkat karena permintaan yang kuat untuk kemasan plastik, pasokan industri yang ketat, dan kendala pengiriman.

Baca Juga: Begini penjelasan SKK Migas soal lifting migas semester I 2021 yang tak capai target

Harga minyak yang lebih tinggi mendorong pendapatan di bisnis eksplorasi dan produksi perusahaan menjadi US$3,19 miliar. Output turun 2% menjadi 3,6 juta barel setara minyak per hari selama kuartal tersebut.

Volume minyak dan gas yang lebih tinggi pada kuartal II karena berkurangnya pemeliharaan yang direncanakan. Namun, bisnis pemurnian dan pemasaran belum pulih dan membukukan kerugian US$ 227 juta, terutama disebabkan oleh biaya pemeliharaan dan kelebihan pasokan produk.

Bisnis penyulingan Exxon di AS telah merugi selama enam kuartal berturut-turut. Di luar AS, operasi pemurnian telah berjalan di zona merah dalam lima dari enam kuartal terakhir.

Sementara Chevron Corp membuatkan laba tertinggi dalam enam kuartal karena kenaikan harga minyak mentah yang membawa pendapatan dan arus kas perusahaan ke tingkat pra-pandemi.

Baca Juga: Chevron dan ExxonMobil dikabarkan jajaki merger

Unit produksi minyak dan gas Cevron meruap laba US$ 3,18 miliar pada kuarta II, sedangkan periode yang sama tahun lalu masih mencatat kerugian US$ 6,09 miliar. Total produksinya  naik 5% menjadi 3,13 juta barel setara minyak per hari (boepd). Chevron menjual minyak AS seharga US$ 54 per barel pada kuartal terakhir, dibandingkan dengan US$ 19 pada tahun sebelumnya.

Chevron mengharapkan output dari cekungan Permian hampir sama dengan tahun lalu, tetapi mengatakan akan menambah rig pengeboran di paruh kedua. Tingkat produksinya dari cekungan serpih AS teratas diharapkan menjadi 600.000 boepd pada akhir 2021.

"Saat ini secara fundamental dunia kelebihan pasokan dan itulah mengapa kami berhati-hati. Kami tidak akan didorong oleh target output atau target produksi," Jay Johnson, wakil presiden eksekutif hulu Chevron.

Amerika Serikat menyumbang sebagian besar dari keuntungan $839 juta pada operasi penyulingan Chevron pada kuartal tersebut karena unit-unit Asia menderita dari margin yang lemah. Laba yang disesuaikan sebesar $1,71 per saham mengalahkan perkiraan Wall Street sebesar $1,59, menurut data Refinitiv IBES.

Selanjutnya: Pertamina menargetkan dapat mengebor 161 sumur di Blok Rokan




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×