Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Produsen mobil terbesar dunia, Toyota Motor Corp, diperkirakan akan membukukan penurunan laba operasional untuk dua kuartal berturut-turut, seiring dampak tarif impor Amerika Serikat (AS) dan risiko rantai pasok yang membayangi kinerja, meskipun penjualan mobil hibrida global tetap kuat.
Delapan analis yang disurvei oleh LSEG memperkirakan laba operasional Toyota untuk periode Juli–September 2025 turun 25% secara tahunan menjadi sekitar 863,1 miliar yen (US$5,72 miliar).
Baca Juga: Hubungan Ekonomi China–Rusia Tetap Solid Meski Dihantam Tekanan AS dan Sanksi Barat
Hasil tersebut akan menjadi kinerja terlemah Toyota sejak kuartal IV tahun fiskal 2022, menandakan tekanan dari faktor makroekonomi setelah sebelumnya perusahaan mencatat rekor laba beruntun berkat penjualan hibrida dan pelemahan yen.
“Satu hal yang jadi perhatian adalah apakah mereka akan mengubah proyeksi laba tahunannya,” ujar Seiji Sugiura, analis senior di Tokai Tokyo Intelligence Laboratory pada Selasa (4/11/2025).
“Dengan yen yang lebih lemah dan tarif yang kini ditetapkan 15%, Toyota punya ruang untuk revisi naik, namun kemungkinan juga mereka akan tetap berhati-hati.”
Secara global, penjualan kendaraan Toyota dan merek mewah Lexus mencapai 7,8 juta unit dalam sembilan bulan pertama 2025, naik 5% dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga: FBI Pecat Sejumlah Agen Penyelidik Trump lalu Batalkan Keputusan
Kinerja tersebut ditopang oleh permintaan tinggi terhadap mobil hibrida dengan margin keuntungan besar, terutama di AS, pasar terbesar Toyota, yang mencatat pertumbuhan 8% secara tahunan. Penjualan di China dan India juga meningkat masing-masing 5% dan 12%.
Namun, perusahaan masih menghadapi tekanan dari tarif impor 15% yang diberlakukan Washington terhadap mobil global, termasuk dari Jepang.
Pada laporan kinerja sebelumnya di Agustus, Toyota memperkirakan dampak tarif mencapai 1,4 triliun yen dan memangkas proyeksi laba operasional tahun penuh sebesar 16% menjadi 3,2 triliun yen.
Selama semester pertama tahun fiskal 2025, kendaraan hibrida menyumbang 42% dari total penjualan Toyota dan Lexus, sementara kendaraan listrik murni (EV) masih di bawah 2%.
Baca Juga: Emas Dunia Turun di Bawah US$4.000, Dolar AS Perkasa dan Ekspektasi The Fed Melemah
Saham Toyota tercatat hanya naik kurang dari 1% sejak akhir tahun lalu, tertinggal jauh dibanding indeks Nikkei yang melonjak 29%, mencerminkan kehati-hatian investor di tengah ketidakpastian ekonomi global.


 
 
 
 
 
 
 
 










