Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas dunia kembali tergelincir di bawah level psikologis US$4.000 per ons pada perdagangan Selasa (4/11/2025), seiring dengan penguatan dolar AS yang bertahan di posisi tertinggi dalam lebih dari tiga bulan.
Pelemahan minat terhadap emas juga dipicu oleh menurunnya peluang pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve (The Fed) pada Desember, serta meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China.
Berdasarkan data pada pukul 06.25 GMT, harga spot gold turun 0,8% menjadi US$3.970,39 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember turun hampir 1% ke US$3.979,30 per ons.
Dolar AS Perkasa, Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Melemah
Dolar AS menguat dan bertahan mendekati level tertinggi dalam tiga bulan terakhir, setelah sikap Federal Reserve yang terpecah membuat pelaku pasar menurunkan ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga tambahan tahun ini.
Baca Juga: Harga Emas Bertahan di Bawah US$4.000 Selasa (11/4) Pagi, Tertahan Penguatan Dolar
“Dolar yang lebih kuat menjadi duri bagi emas, karena para trader kini menghitung ulang peluang pemangkasan suku bunga lagi sebelum akhir tahun,” ujar Tim Waterer, Kepala Analis Pasar di KCM Trade.
The Fed pekan lalu telah memangkas suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini, namun Ketua Fed Jerome Powell menegaskan bahwa langkah serupa pada akhir tahun “bukanlah sesuatu yang pasti.”
Menurut data CME FedWatch Tool, peluang pemangkasan suku bunga Desember kini turun menjadi 65%, dari sebelumnya lebih dari 90% sebelum pernyataan Powell.
Sementara itu, sejumlah pejabat The Fed pada Senin (3/11/2025) juga menyampaikan pandangan yang saling bertentangan mengenai arah ekonomi AS — perdebatan yang diperkirakan akan memanas menjelang rapat kebijakan Desember, terlebih di tengah keterbatasan data ekonomi resmi akibat penutupan sebagian pemerintahan federal (shutdown).
Emas Tertekan, Investor Tunggu Data Ekonomi AS
Emas, yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset), biasanya diuntungkan oleh lingkungan suku bunga rendah dan ketidakpastian ekonomi.
Namun, sentimen pasar saat ini masih berhati-hati, dengan investor menantikan rilis data ketenagakerjaan ADP AS pada Rabu (23/10) serta indeks aktivitas manufaktur dan jasa (ISM PMI) pekan ini untuk mencari petunjuk arah kebijakan suku bunga selanjutnya.
Baca Juga: Harga Emas Stabil, Investor Menanti Data Penggajian Swasta AS
“Jika data ADP kembali menunjukkan pelemahan, hal itu bisa memberikan pijakan bagi emas untuk mulai bergerak naik lagi,” tambah Waterer.
Sejauh tahun ini, harga emas telah naik sekitar 53%, namun sudah terkoreksi lebih dari 8% dari rekor tertingginya yang tercapai pada 20 Oktober.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengatakan bahwa ia telah menyetujui pengurangan tarif terhadap China sebagai imbalan atas konsesi ekonomi dari Beijing, langkah yang turut menenangkan pasar dan menekan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.
Selain emas, harga perak spot turun 1,3% menjadi US$47,47 per ons, platinum melemah 1,1% ke US$1.548,15 per ons, dan palladium anjlok 2,8% menjadi US$1.404,68 per ons.


 
 
 
 
 
 
 
 
 










