kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.237.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.697   75,00   0,45%
  • IDX 8.084   23,05   0,29%
  • KOMPAS100 1.120   3,94   0,35%
  • LQ45 795   1,49   0,19%
  • ISSI 282   0,96   0,34%
  • IDX30 417   1,16   0,28%
  • IDXHIDIV20 475   1,09   0,23%
  • IDX80 123   0,49   0,40%
  • IDXV30 133   0,47   0,35%
  • IDXQ30 131   0,38   0,29%

Rapat The Fed Oktober: Kapan Digelar dan Apa yang Akan Terjadi?


Rabu, 01 Oktober 2025 / 08:09 WIB
Rapat The Fed Oktober: Kapan Digelar dan Apa yang Akan Terjadi?
ILUSTRASI. Komite kebijakan Federal Reserve (The Fed) akan menggelar rapat berikutnya pada 28–29 Oktober 2025.


Sumber: Investopedia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Komite kebijakan Federal Reserve (The Fed) akan menggelar rapat berikutnya pada 28–29 Oktober 2025. Para pembuat kebijakan diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan guna menurunkan biaya pinjaman dan mencegah pasar kerja yang rapuh semakin terpuruk.

Apa yang Diharapkan dari Rapat Oktober?

Melansir Investopedia, menurut alat FedWatch milik CME Group, investor memperkirakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan menurunkan suku bunga federal sebesar 0,25 poin persentase ke kisaran 3,75%–4%. Jika terealisasi, level ini akan menjadi yang terendah sejak Desember 2022. The Fed terakhir kali memangkas suku bunga pada September, setelah sebelumnya bertahan cukup lama.

Pejabat The Fed menegaskan pemangkasan suku bunga bertujuan mendongkrak perekonomian sekaligus mencegah lonjakan pengangguran. Pertumbuhan lapangan kerja hampir terhenti musim panas ini akibat tarif impor yang mendorong kenaikan harga dan mempersempit daya beli konsumen.

Mandat Ganda The Fed

The Fed memiliki mandat ganda dari Kongres: menjaga inflasi tetap rendah sekaligus mempertahankan tingkat pekerjaan tinggi. Suku bunga acuan memengaruhi biaya pinjaman jangka pendek (seperti kartu kredit dan kredit kendaraan) dan juga berdampak pada pinjaman jangka panjang (seperti KPR 30 tahun).

Biasanya, saat inflasi tinggi, The Fed menaikkan suku bunga untuk menahan konsumsi. Sebaliknya, ketika pasar tenaga kerja melemah, The Fed memangkas suku bunga untuk mendorong bisnis dan perekrutan.

Baca Juga: Pejabat The Fed: Pasar Tenaga Kerja AS Perlu Melemah Agar Inflasi Turun ke 2%

Namun kini, ekonomi AS menghadapi situasi langka: inflasi meningkat, sementara pasar kerja justru melemah. Kondisi ini menimbulkan dilema bagi The Fed: harus mendahulukan masalah inflasi atau lapangan kerja?

Kondisi Pasar Tenaga Kerja

Laporan terbaru menunjukkan pasar kerja melambat. Pada Juni, AS justru kehilangan lapangan kerja untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun. Sementara itu, pada Agustus, AS hanya menambah 22.000 lapangan kerja. Jumlah klaim tunjangan pengangguran juga meningkat, dan semakin banyak orang yang bertahan lebih lama dalam status pengangguran.

Laporan ketenagakerjaan resmi berikutnya dari Biro Statistik Tenaga Kerja akan dirilis pada 3 Oktober, menjadi sorotan utama menjelang rapat.

Kondisi Inflasi

Ukuran inflasi favorit The Fed, yaitu core PCE (Personal Consumption Expenditures), naik 2,9% dalam 12 bulan hingga Agustus. Angka ini sesuai perkiraan ekonom, sehingga membuka jalan bagi pemangkasan suku bunga lebih lanjut.

Baca Juga: Mengapa Dolar AS Tetap Kuat? The Fed dan Data Ekonomi AS Jadi Kunci

Namun, inflasi belakangan justru makin cepat, menjauh dari target The Fed sebesar 2% per tahun. Sebagian besar pejabat The Fed menyalahkan tarif impor yang digencarkan Trump, yang dianggap mendorong kenaikan harga.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×