kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.234.000   12.000   0,54%
  • USD/IDR 16.649   0,00   0,00%
  • IDX 8.061   -62,18   -0,77%
  • KOMPAS100 1.116   -6,99   -0,62%
  • LQ45 794   -8,46   -1,05%
  • ISSI 281   -0,59   -0,21%
  • IDX30 416   -5,26   -1,25%
  • IDXHIDIV20 474   -4,96   -1,04%
  • IDX80 123   -1,09   -0,88%
  • IDXV30 132   -1,66   -1,24%
  • IDXQ30 131   -1,19   -0,90%

Pejabat The Fed: Pasar Tenaga Kerja AS Perlu Melemah Agar Inflasi Turun ke 2%


Rabu, 01 Oktober 2025 / 06:50 WIB
Pejabat The Fed: Pasar Tenaga Kerja AS Perlu Melemah Agar Inflasi Turun ke 2%
ILUSTRASI. Gedung Federal Reserve Board di Constitution Avenue di Washington, AS, 19 Maret 2019. REUTERS/Leah Millis


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pasar tenaga kerja Amerika Serikat dinilai masih perlu melemah lebih jauh agar Federal Reserve (The Fed) dapat mencapai target inflasi 2%. Hal ini disampaikan Gubernur The Fed Bank of Dallas Lorie Logan pada Selasa (30/9/2025).

Logan menekankan perlunya kehati-hatian dalam melakukan pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Menurutnya, meski perekonomian menunjukkan ketahanan, risiko inflasi masih tinggi.

Baca Juga: Wall Street: S&P 500 dan Nasdaq Menguat, Investor Abaikan Sinyal Hawkish dari The Fed

“Kenaikan kecil dalam kelonggaran pasar tenaga kerja kemungkinan masih diperlukan untuk menuntaskan pemulihan stabilitas harga,” ujar Logan dalam pidato yang disiapkan untuk sebuah acara di The Fed Dallas.

The Fed sebelumnya memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin ke kisaran 4%–4,25% pada 17 September. Bank sentral juga mengisyaratkan pemangkasan tambahan pada pertemuan Oktober dan Desember.

Namun, Logan mengingatkan ruang pelonggaran kebijakan moneter bisa jadi terbatas.

Sebab, tingkat suku bunga saat ini sudah berada di batas atas perkiraan “netral” yakni level yang tidak mendorong maupun menahan aktivitas ekonomi.

Baca Juga: Pidato Ketua The Fed Jerome H. Powell (23 September 2025)

“Relatif sedikit ruang tersisa untuk melakukan pemangkasan tambahan tanpa berisiko menjadikan kebijakan terlalu akomodatif,” katanya.

Logan menambahkan, meski ada perdebatan soal dampak tarif impor terhadap harga, timnya memperkirakan inflasi di luar sektor barang dan perumahan masih cukup tinggi, yakni sekitar 2,4%.

Dengan konsumsi yang tetap kuat, nilai aset tinggi, dan sentimen pasar yang mulai membaik, Logan menilai kebijakan moneter saat ini baru memberikan tekanan yang “moderat” pada ekonomi.

Ia menekankan perlunya kebijakan tetap cukup ketat agar bisa menciptakan “slack” di pasar tenaga kerja, baik melalui kenaikan pengangguran, penurunan jam kerja, maupun margin lainnya.

Baca Juga: Bos The Fed Akan Hati-Hati Soal Pelonggaran Bunga, Dolar AS Bangkit

“Saya akan berhati-hati dalam memangkas suku bunga lebih lanjut. FOMC harus tetap berkomitmen menurunkan inflasi ke level 2%,” tegas Logan.

Selanjutnya: Makan Bareng Irit, Promo Bundling Hemat Gokana Oktober 3‑5 Orang Harga Terjangkau

Menarik Dibaca: Makan Bareng Irit, Promo Bundling Hemat Gokana Oktober 3‑5 Orang Harga Terjangkau




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×