Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pertumbuhan lapangan kerja di Amerika Serikat (AS) pada Juni 2025 tercatat lebih kuat dari perkiraan.
Sementara tingkat pengangguran justru turun secara tak terduga menjadi 4,1%, menandakan stabilitas di pasar tenaga kerja dan membuka kemungkinan bagi The Fed untuk menunda pemangkasan suku bunga hingga September.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Menguat Terbatas, Pasar Nantikan Data Ketenagakerjaan AS
Departemen Tenaga Kerja AS melalui Bureau of Labor Statistics melaporkan bahwa nonfarm payrolls meningkat sebesar 147.000 pada Juni, menyusul revisi naik pada Mei sebesar 144.000 dari sebelumnya 139.000.
Hasil ini melampaui ekspektasi ekonom dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan pertambahan lapangan kerja sebesar 110.000. Perkiraan para ekonom sebelumnya berkisar antara 50.000 hingga 160.000 lapangan kerja.
Laporan ini dirilis lebih awal karena libur Hari Kemerdekaan AS jatuh pada Jumat, 4 Juli. Meski peningkatan payrolls tergolong kuat, namun data ini juga menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja melambat, mencerminkan perekrutan yang cenderung lesu.
Baca Juga: Dolar AS Stabil, Investor Tunggu Data Ketenagakerjaan dan Arah Kebijakan The Fed
Kendati demikian, tingkat pemutusan hubungan kerja masih rendah, karena banyak perusahaan masih mempertahankan tenaga kerja akibat kesulitan merekrut selama dan setelah pandemi COVID-19.
Para ekonom menilai bahwa kebijakan Presiden Donald Trump yang dianggap tidak mendukung pertumbuhan, seperti penerapan tarif besar-besaran terhadap barang impor, deportasi massal migran, dan pemangkasan besar pada belanja pemerintah, turut memengaruhi persepsi publik terhadap kondisi ekonomi.
Sentimen bisnis dan konsumen sempat melonjak setelah kemenangan Trump dalam pemilu November lalu, karena antisipasi terhadap pemotongan pajak dan pelonggaran regulasi. Namun, euforia tersebut mulai mereda sekitar dua bulan kemudian.
Adapun tingkat pengangguran turun dari 4,2% di bulan Mei ke 4,1% di Juni, berlawanan dengan perkiraan pasar yang memperkirakan kenaikan ke 4,3%.
Baca Juga: Wall Street Menguat Ditopang Saham Teknologi, Pasar Nantikan Data Ketenagakerjaan
Sejumlah indikator lain, seperti jumlah klaim tunjangan pengangguran, juga mengisyaratkan tanda-tanda kelelahan di pasar tenaga kerja setelah sebelumnya menjadi pilar utama perekonomian di tengah pengetatan kebijakan moneter The Fed untuk menjinakkan inflasi tinggi.
Sebagian besar ekonom memperkirakan tingkat pengangguran akan meningkat secara bertahap di paruh kedua tahun ini, dan kondisi ini dapat mendorong The Fed untuk melanjutkan siklus pelonggaran moneter pada September mendatang.
The Fed sendiri pada bulan lalu mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%–4,50%, level yang telah berlaku sejak Desember tahun lalu.
Ketua The Fed Jerome Powell pada Selasa lalu kembali menegaskan bahwa pihaknya akan “menunggu dan mengamati lebih lanjut” dampak kebijakan tarif terhadap inflasi sebelum kembali menurunkan suku bunga.