Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Wakil Ketua The Fed untuk Pengawasan Michelle Bowman memperingatkan bahwa bank sentral AS berisiko terlambat dalam memberikan dukungan terhadap pasar tenaga kerja.
Ia menegaskan, jika kondisi permintaan terus melemah dan perusahaan mulai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), The Fed perlu mempercepat laju pemangkasan suku bunga.
Baca Juga: CEO JPMorgan: The Fed Sulit Pangkas Suku Bunga Jika Inflasi AS Tak Turun!
Dalam pidatonya, Bowman menekankan bahwa perlambatan rekrutmen tenaga kerja merupakan sinyal bahwa bank sentral harus mengambil langkah lebih tegas.
“Kita berisiko serius sudah tertinggal dalam menghadapi kondisi pasar tenaga kerja yang memburuk. Jika hal ini berlanjut, saya khawatir kita harus menyesuaikan kebijakan dengan lebih cepat dan dalam skala yang lebih besar,” ujar Bowman, Selasa (23/9/2025).
Bowman, yang merupakan pejabat pilihan Presiden Donald Trump dan disebut-sebut sebagai kandidat Ketua The Fed, mendukung pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pekan lalu.
Sikap ini berbeda dengan Gubernur The Fed yang baru, Stephen Miran, yang menginginkan pemangkasan lebih besar yakni 50 basis poin.
Menurut Bowman, penting bahwa pernyataan kebijakan moneter yang dikeluarkan The Fed menekankan peluang adanya pemangkasan suku bunga lanjutan, mengingat risiko pasar tenaga kerja terus meningkat.
Baca Juga: The Fed Picu Pelemahan Won Korea pada Selasa (23/9), Apa Dampaknya?
“Dengan asumsi ekonomi berkembang sesuai perkiraan, langkah pekan lalu seharusnya menjadi awal untuk membawa suku bunga federal kembali ke level netral,” katanya dalam forum Asosiasi Bankir Kentucky.
Saat ini, para pembuat kebijakan masih terbelah soal perlunya pemangkasan lanjutan. Proyeksi median menunjukkan kemungkinan dua kali pemangkasan lagi masing-masing 25 basis poin tahun ini.
Lebih dari selusin pejabat The Fed dijadwalkan memberikan pandangan sepanjang pekan ini, termasuk Ketua Jerome Powell.
Sejumlah pejabat pada Senin (22/9) menyatakan masih berhati-hati terhadap pemangkasan suku bunga lebih lanjut karena inflasi masih sekitar 1% di atas target 2%.
Pekan lalu, The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, menambah pemangkasan total 100 basis poin yang dilakukan sejak akhir tahun lalu.
Baca Juga: Dolar AS Melemah Selasa (23/9) Pagi, Pasar Tunggu Isyarat The Fed dan Data Inflasi
Pemangkasan kali ini menjadi yang pertama sejak Trump memulai masa jabatan keduanya, sekaligus menandai perubahan fokus The Fed dari tekanan inflasi menuju risiko pelemahan pasar tenaga kerja.
Meski demikian, para pejabat The Fed menilai tekanan inflasi akibat tarif impor Trump bersifat sementara, sehingga tidak lagi menjadi isu dominan dalam perdebatan kebijakan moneter.