Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Gubernur The Fed Bank of Minneapolis Neel Kashkari menyatakan bahwa risiko pelemahan pasar tenaga kerja menjadi alasan kuat di balik pemangkasan suku bunga pekan ini.
Ia juga memperkirakan bank sentral kemungkinan akan melakukan penurunan tambahan pada dua pertemuan berikutnya.
Kashkari menegaskan bahwa langkah The Fed tidak terkait politik, meski ada tekanan dari pemerintahan Presiden Donald Trump dan inflasi yang masih berada di atas target.
Baca Juga: BI dan The Fed Pangkas Suku Bunga, Prospek Arus Modal Asing ke Indonesia Menguat
Dalam esai terbarunya, Kashkari menguraikan alasan perlunya pemangkasan suku bunga yang lebih cepat.
Namun, saat diwawancarai CNBC, ia menolak anggapan bahwa perdebatan di internal The Fed semakin politis dengan hadirnya anggota baru dewan gubernur, Stephen Miran.
“Ini sama saja seperti transisi biasanya, ada anggota baru, kami menyambut, lalu semua kembali bekerja seperti biasa,” ujar Kashkari pada Jumat (19/9/2025).
“Hal yang menarik dari pertemuan kali ini adalah justru betapa normalnya proses itu.”
Miran sendiri baru dilantik Selasa lalu dan dijadwalkan tampil di berbagai media, termasuk CNBC dan Fox Business, untuk menyampaikan pandangan publik pertamanya.
Karena proses pengangkatannya yang unik, masa baktinya di The Fed bisa jadi hanya sekitar empat bulan sebelum kembali ke pemerintahan Trump.
Kashkari tidak berkomentar ketika ditanya mengenai sikap Miran yang berbeda, yakni mendorong pemangkasan suku bunga lebih besar sebesar 50 basis poin.
Baca Juga: China Diprediksi Tahan Suku Bunga Acuan Meski The Fed Longgarkan Kebijakan Moneternya
Keyakinan Publik pada Independensi The Fed
Meski ada tekanan politik, Kashkari menilai pasar obligasi AS menunjukkan publik masih percaya pada independensi The Fed.
Hal itu tercermin dari imbal hasil obligasi tenor 10 tahun yang turun ke kisaran 4,1%.
“Di pasar dan di Kongres dari kedua partai, ada apresiasi yang luas betapa pentingnya independensi The Fed,” tegasnya.
“Saya juga yakin keyakinan ini akan terus dijaga, baik oleh lembaga legislatif maupun pengadilan.”
Salah satu upaya Trump untuk memengaruhi The Fed adalah dengan mencoba memberhentikan Gubernur Lisa Cook, namun langkah itu telah ditolak dua pengadilan federal dan kini menunggu putusan Mahkamah Agung.
Baca Juga: Pasar Keuangan Bersiap Hadapi Volatilitas Usai The Fed Turunkan Suku Bunga
Pandangan Kebijakan: Fokus ke Pasar Tenaga Kerja
Kashkari mengungkapkan bahwa penurunan penciptaan lapangan kerja belakangan ini membuatnya mengubah pandangan.
Pada Juni lalu ia hanya memperkirakan perlu dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini, namun kini menilai risiko kenaikan pengangguran tajam lebih mendesak untuk ditangani.
“Saya percaya risiko lonjakan pengangguran yang signifikan membuat komite perlu mengambil tindakan untuk menopang pasar tenaga kerja,” tulis Kashkari.
Ia menambahkan kecil kemungkinan inflasi akan melonjak tajam, kecuali ada kenaikan tarif impor yang besar atau guncangan pasokan lain.
Baca Juga: Pernyataan FOMC The Fed (17 September 2025)
The Fed pada Rabu lalu memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 4,00%-4,25%.
Keputusan itu diambil setelah data terbaru menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja melambat drastis dan tingkat pengangguran naik ke 4,3%.